tag:blogger.com,1999:blog-70805972378467251992024-02-20T10:20:46.630-08:00Berbagi Ilmu Dunia Dan AkhiratAntoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.comBlogger65125tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-52376132265218979742016-01-03T19:01:00.000-08:002017-01-20T19:10:24.257-08:007 Sunnah Harian Rasulullah SAW yang Wajib Diamalkan<b><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2016/01/7-sunnah-harian-rasulullah.html" target="_blank">7 Sunnah Harian Rasulullah SAW yang Wajib Diamalkan</a></b> - Apa saja sunnah yang bisa kita amalkan setiap hari agar bisa mengikuti jejak Rasulullah SAW yang memiliki suri tauladan paling baik di muka bumi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_lpqZq8t5pCoBaachEl-3MUFRTvqREmxHUfHY75KlBDWUbMSg6m6dzROj7-HjJlgUVNKaHqoerzic6y9mCt2FJ17wCWWb66z1j3BvohKwEz3DZ4NUgKwv6sUBc7DX7x0cT600EOpPIhc/s1600/7sunnahharian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_lpqZq8t5pCoBaachEl-3MUFRTvqREmxHUfHY75KlBDWUbMSg6m6dzROj7-HjJlgUVNKaHqoerzic6y9mCt2FJ17wCWWb66z1j3BvohKwEz3DZ4NUgKwv6sUBc7DX7x0cT600EOpPIhc/s320/7sunnahharian.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
“Barang siapa berpegang pada sunnahku pada saat rusaknya umatku, ia mendapatkan pahala seratus orang mati syahid". Menurut hadist berikut, pastinya banyak orang yang mendapatkan pahala seratus orang mati syahid. Tetapi menghidupkan sunnah Nabi sangat berat dan penuh dengan cobaan dan tantangan.<br />
<br />
Berikut adalah sunnah harian Rasulullah SAW yang tidak pernah tertinggal :<br />
<br />
<b>1. Shalat Tahajjud</b><br />
Semua rasul, Nabi, kekasih Allah (auliya”) dan para ulama salaf tidak meninggalkan shalat tahajud. Ini merupakan ciri orang saleh dan ikhlas. Dalam rangkai sahabat Ali Bin Thalib menyatakan bahwa, salah satu dari obatnya hati adalah shalat malam dan tahajud. Dan Allah S.W.T berfirman : “Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah mudahan Tuhan Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji,” ( Al-Israa’:79).<br />
<br />
<b>2. Membaca Al-Quran dengan Terjemahannya</b><br />
Al-Quran merupakan petunjuk dan sumber mata kehidupan. Al Qur’an merupakan pedoman muslim untuk hidup dan menjalani kehidupan. Maka membaca atau tadarus Al-Quran itu penting sekali, kita tidak hanya disuruh membaca, tetapi juga memahami dan menghayati artinya serta dilanjutkan dengan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
<br />
<br />
<b>3. Memakmurkan masjid/shalat subuh di mesjid</b><br />
Masjid adalah rumah nya Allah. Mesjid adalah sebuah tempat suci bagi orang-orang yang senantiasa mensucikan dirinya secara lahir maupun batin. Masjid merupakan tempat untuk menggembleng pengalaman-pengalaman ruhani/spiritual, mengokokohkan iman dan tauhid. Masjid juga sebagai tempat tinggal landas bagi mi’rajnya orang-orang beriman. Dalam artian ini, masjid sebagai tempat menginternalisasikan nilai-nilai Ilahiyah ke dalam dirinya sebagai modal utama dalam kehidupan, baik secara individu, dalam lingkup rumah tangga, masyarkat dan bangsa bahkan dalam lingkup dunia global.
<br />
<br />
<b>4. Shalat Dhuha</b><br />
Salah satu rahasia Shalat dhuha adalah karena Shalat Dhuha adalah sedekah. Shalat dhuha adalah ibadah sunnah yang senantiasa dilakukan Rasullah Saw. Setiap amal ibadah yang diperintahkan ataupun dianjurkan Allah dan Rasul- Nya pasti ada rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Memang kadang kemampuan akal kita tak dapat menjangkau/memahaminya. Tapi yang pasti semuanya itu adalah demi kemasalahatan dan kemanfaatan kita, manusia.<br />
<br />
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah,” (HR. Bukhari dan Muslim).
<br />
<br />
Orang-orang salafush-shaleh pernah bilang “Jika kalian menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak, maka lakukan shalat dhuha.”
<br />
<br />
5. Bersedekah<br />
Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari. Seorang sudah bisa disebut mukmin yang sebenarnya, jika sudah bersedekah. Carilah rizki dengan sedekah. Demikian juga bertaubatlah dengan bersedekah, jika kita sakit juga hendaknya bersedekah. Banyak sekali ayat Al-Quran yang menegaskan dan memerintahkan akan hal ini. bersedekah merupakan tolok ukur dan ciri dari orang-orang yang beriman, shaleh dan bertakwa.
<br />
<br />
<b>6. Menjaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu</b><br />
Nabi saw, senantiasa dalam keadaan wudhu, baik dalam waktu dan keadaan apapun. Jangan tinggalkan wudhu. Kalau batal, berwudhulah kembali. Hal itu merupakan kebutuhan kita sendiri dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kalau kita selalu berwudhu insya Allah akan selamat dari ikatan dan kegenitan dunia dan terjaga dari hal-hal yang kotor (kotoran yang bersifat maupun ruhani). Selanjutnya kita terjaga dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan dari perbuatan-perbuatan dosa dan tercela. Karena wudhu merupakan proses pembersihan badan kita secara silmutan dilanjutkan dalam rangka untuk pembersihan fitrah dan hati atau rohani kita.
<br />
<br />
Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia, ya Allah.”
<br />
<br />
<b>7. Amalkan istighfar setiap saat</b><br />
Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah. istighfar setiap saat dan dalam segala aktivitas apapun diperintahkan beristiqfar. Ketika kita mau tidur, mau makan dalam melakukan suatu pekerjaan, di jalan, di mobil dan di manapun hendaknya selalu dalam keadaan beristiqfar. Orang yang kuat istiqfarnya, maka insting dan kecenderungan rahmatnya (berguna dan bisa membahagiakan orang lain atau bahkan makhluk lain) sangat kuat sekali. Ia pun juga menjadi penuh dengan keutamaan-utamaan, doanya mustajab dan firasatnya tajam.Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-80561499864423753472015-06-16T23:53:00.001-07:002015-06-16T23:53:23.041-07:007 Kemuliaan dan Keutamaan Bulan Ramadhan<a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2015/06/kemuliaan-bulan-ramadhan.html" target="_blank"><b>7 Kemuliaan dan Keutamaan Bulan Ramadhan</b></a> - Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan dan keutamaan, karena di dalamnya semua amalan kita yang baik dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Sehingga menjadikan ramadhan sebagai bulan yang penuh berkah dan patut diupayakan oleh setiap muslim yang beriman. Kemuliaan bulan ramadhan bisa kita capai dengan sempurna, jika mempunyai keinginan keras untuk beribadah dengan tekun dan istiqomah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaP82oAOWY2xf0BSt-tN03NSLWeYETGoC993Pv02mj5C6PpcowuTTDTO6EEdr_pn90Xkk-N8k32dql7GKtxBPUnSqbL-ZxNuyQsi7ho0DIAw9JXH14lx9zFdT6m_5fy_EjSqHQ_Or_Dko/s320/sambut-ramadhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="7 Kemuliaan dan Keutamaan Bulan Ramadhan" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaP82oAOWY2xf0BSt-tN03NSLWeYETGoC993Pv02mj5C6PpcowuTTDTO6EEdr_pn90Xkk-N8k32dql7GKtxBPUnSqbL-ZxNuyQsi7ho0DIAw9JXH14lx9zFdT6m_5fy_EjSqHQ_Or_Dko/s320/sambut-ramadhan.jpg" title="7 Kemuliaan dan Keutamaan Bulan Ramadhan" /></a></div>
<br />
Meraih semua kemuliaan ramadhan bisa dilakukan dengan berbagai cara, memperbanyak tahlil, tahmid dan
amalan-amalan yang ditujukan untuk mengagungkan Allah subhanahu
wata'ala. Amalan lain yang tidak kalah yaitu beriktikaf di siang hari tatkala sedang berpuasa, atau berbagi rizki dengan menyediakan takjil bagi orang yang berpuasa.<br />
<br />
Oleh karenanya kita sebagai umat muslim sudah seharusnya tidak melewatkan kemuliaan bulan ramadhan dengan kegiatan yang sia-sia, agar lebih termotivasi menjalani bulan puasa dan lebih memahami makna bulan ramadhan itu sendiri, mari kita ketahui bersama apa saja kemuliaan bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Mari kita <a href="http://www.antoniclianto.web.id/2015/06/bulan-ramadhan.html" target="_blank"><b>sambut bahagia bulan ramdhan yang penuh berkah</b></a> ini dengan banyak amalan-amalan sholeh.<br />
<br />
Di antara sedikit kemuliaan bulan ramadhan adalah sebagai berikut :<br />
<br />
<h3>
1. Diturunkannya Al-Quran</h3>
Bulan Ramadhan merupakan bulan dimana kitab suci umat Islam (Al-Qur’an) pertamakali diturunkan. Sesuai dengan QS. Al-Baqarah 185 yang artinya:<br />
<br />
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).”<br />
<br />
<h3>
2. Amal Sholeh Pahalanya Berlipat Ganda</h3>
Sebagai umat Islam yang menjalankan amalan sholeh dan kewajiban seorang muslim pada bulan ramadhan akan mendapatkan balasan berlipat ganda, sampai sebagai 70 kali lipat sebagaimana terdapat dalam Hadist:<br />
<br />
Khutbah Rasululah saw pada akhir bulan Sa`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (HR. Bukhori-Muslim).<br />
<br />
<h3>
3. Bulan Pernuh Keberkahan</h3>
Pada bulan puasa seorang muslim berkesempatan untuk kembali ke jalan yang baik dan mendapat keberkahan yang nilainya sama dengan seribu bulan. Maka bila seorang muslim pada bulan puasa saja tidak juga memanfaatkan kesempatannya, bulan lain kemungkinan akan lebih buruk lagi. seperti hadits dibawah ini:<br />
<br />
“Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kamu berpuasa, karena dibuka pintu- pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaitan- syaitan, serta akan dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu untuk selama-lamanya.” (HR Ahmad, An-Nasa’l, dan Baihaqi).<br />
<br />
<h3>
4. Ramadhan Bulan Penuh Ampunan Allah</h3>
Pada bulan Ramadhan juga seorang muslim berkesempatan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya, bahkan ibadah yang sempurna pada bulan puasa akan menjadikan seorang muslim suci kembali bagaikan bayi yang baru lahir. Sesuai Hadist Shahih:<br />
<br />
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari)<br />
“Shalat yang lima waktu, dari jumat ke jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan, merupakan penghapus dosa di antara mereka, jika dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)<br />
<br />
<h3>
5. Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup</h3>
Selebar-lebarnya pintu untuk kembali ke jalan yang lurus pada bulan Ramadhan dibuka bagi umat Islam. Sesuai Hadist dibawah ini:
“Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu.” (HR. Muslim)<br />
<br />
<h3>
6. Bulan yang Mendidik untuk Mencapai Ketaqwaan</h3>
Menahan haus, lapar dan amarah merupakan jalan menuju sifat-sifat sabar yang taqwa. Itulah mengapa berpuasa sebulan penuh pada Ramadhan dapat membimbing umat Islam mencapai ketawaan. Sesuai surat dalam Al-Quran yang artinya:<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah 183)<br />
<br />
<h3>
7. Terdapat Malam Lailatul Qadar</h3>
Malam 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan merupakan waktu-waktu yang diantaranya terdapat malam Lailatul Qadar, dimana malam tersebut baik diisi doa-doa yang baik dan mukjizat dapat turun pada umat Islam pada malam Lailatul Qadar tersebut.<br />
<br />
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr 1-3)<br />
<br />
Demikian <a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2015/06/kemuliaan-bulan-ramadhan.html" target="_blank"><b>7 Kemuliaan dan Keutamaan Bulan Ramadhan</b></a> yang dijanjikan Allah kepada hamba-hambanya yang beriman. Disamping itu pada bulan Ramadhan syaitan-syaitan dibelenggu, jika ada yang tidak berpuasa dan masih mengerjakan maksiat berarti nafsu didalam diri mereka masih jelek. Semoga kita dapat meraih kemuliaan bulan ramadhan tersebut dengan sempurna. Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-18881621353290497532014-08-31T16:08:00.000-07:002014-08-31T16:08:51.311-07:00Keutamaan Dan Manfaat Bersiwak Menurut Hadist<b><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2014/08/keutamaan-dan-manfaat-bersiwak-menurut-hadist.html">Keutamaan dan manfaat Bersiwak Menurut Hadist</a></b> - Bersiwak berarti menggosok gigi dengan menggunakan benda yang kesan dan harum. Baginda Rasulullah SAW sangat gemar bersiwak baik pada saat berpuasa atau tidak, ketika berwudhu atau ketika hendak shalat. Tak lupa juga beliau melakukannya kala hendak masuk rumah menjumpai istrinya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZfRWKc8H4E1IG5FFnsmutHC69IEzfcGrm3eGKu8HrzVUJOJXb9kOFZn8sA-NerLBAFM32v2ODntopuiMV7R-HW2IvAzvjrfvJgv99FA0XmR10RW0GT6tIlmgQBC9q7GzB2-VdAUJ9KKM/s1600/bersiwak.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keutamaan-Bersiwak-Menurut-Hadist" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZfRWKc8H4E1IG5FFnsmutHC69IEzfcGrm3eGKu8HrzVUJOJXb9kOFZn8sA-NerLBAFM32v2ODntopuiMV7R-HW2IvAzvjrfvJgv99FA0XmR10RW0GT6tIlmgQBC9q7GzB2-VdAUJ9KKM/s1600/bersiwak.jpeg" height="214" title="Keutamaan Bersiwak Menurut Hadist" width="320" /></a></div>
<br />
Bersiwak memiliki banyak keutamaan / manfaat diantaranya mengharumkan mulut, menguatkan gusi, menghilangkan penyakit, dan menambah rajin membaca.<br />
<h2>
Hadits pendukung Dalam Bersiwak </h2>
Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya :<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie1sdzOL33kBOl-xo7Wnm53UskjzCS2VO7ug-JsIC8NWtYlctUhO-nnuuB3tiz3BC40yceFPnko1fHwJTriuniwasAsLa-viHqVIRvHglBNVGAlx7K1NOuM2UdLdfhDovZGHRxJkcI_Ck/s1600/kayu-untuk-Bersiwak.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Manfaat-Kayu-Siwak" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie1sdzOL33kBOl-xo7Wnm53UskjzCS2VO7ug-JsIC8NWtYlctUhO-nnuuB3tiz3BC40yceFPnko1fHwJTriuniwasAsLa-viHqVIRvHglBNVGAlx7K1NOuM2UdLdfhDovZGHRxJkcI_Ck/s1600/kayu-untuk-Bersiwak.jpeg" height="239" title="Manfaat Kayu Siwak" width="320" /></a></div>
<br />
عن عائشة رضى الله ان النبي صلى الله عليه وسلم قال : السواك مطهرللفم مرضاة للرب {رواه البيهقي والنسائى}<br />
<br />
Artinya : Dari Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersasbda “ bersiwak itu dapat membersihkan mulut dan menghasilkan keridhaan Allah “. – HR Baihaqi dan Nasa’i<br />
<br />
عن ابى هريرة رضى الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم انه قال : لولا ان اشق على امتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء {احرجه مالك واحمدوالنسائى}<br />
<br />
Artinya : Dari Abu Hurairah RA bahwasanya rasulullah SAW bersabda : Sekiranya tidak akan memberi kesukaran dan kesulitan pada ummatku, tentu akan kuperintahkan mereka bersiwak pada setiap wudhu. – HR Malik, Ahmad, dan Nasa’i. <br />
<br />
Hadits diatas memberi penjelasan bahwa bersiwak masnunah (disunatkan) dalam segala hal kecuali pada saat berpuasa, karena bau mulut orang yang berpuasa dikatakan Rasulullah SAW lebih harum dibandingkan dengan minyak kasturi, Sesuai dengan Sabdanya :<br />
<br />
عن ابى هريرة رضى الله عن النبى صلى الله عليه وسلم لخلوف فم الصائم اطيب عند الله من ريح المسك {رواه البخارى ومسلم}<br />
<br />
Artinya :Dari Abu Hurairah RA, Dari Nabi SAW : bahwasanya bau mulut orang yang sedang berpuasa itu pada sisi Allah lebih harum dibandingkan dengan minyak kasturi – HR Bukhari dan Muslim<br />
<br />
ركعتان بالسواك افضل من سبعين ركعة بلا سواك {رواه ابو نعيم}<br />
<br />
Artinya : Dua rakaat shalat yang dikerjekan dengan bersiwak, lebih utama dari tujuh puluh rakaat yang dikerjakan tanpa bersiwak. – HR Abu Naim<br />
<h3>
10 Keutamaan Mengerjakan Sunnah Bersiwak</h3>
Pertama, dapat membersihkan mulut. Bersiwak, yang saat ini lebih masyhur disebut dengan sikat gigi jelas dapat membersihkan mulut. Tak hanya membersihkan mulut, menyikat gigi secara rutin dan benar juga mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi.<br />
<br />
Kedua, membuat Allah ridho. Tak diragukan lagi, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang yang membersihkan diri. Berwudhu, mandi, bahkan menyikat gigi ialah kegiatan yang ditujukan demi bersih dan sucinya anggota tubuh. Tiada hal yang dapat menghalangi ridho Allah untuk seorang hamba yang berniat membersihkan diri dalam rangka beribadah dan dekat kepada-Nya.
<br />
<br />
Ketiga, membuat setan marah. Mengapa setan bisa marah jika kita menggosok gigi? Sebab setan tidak suka terhadap hal-hal yang bersih. Jika kita bersiwak, itu berarti kita membersihkan diri dan menghindari diri dari kekotoran. Karena setan lebih menyukai hal-hal yang kotor, ia murka terhadap hamba-hamba Allah yang senantiasa menerapkan hidup bersih dan sehat.
<br />
<br />
Keempat, dicintai Allah dan malaikat pencatat amal. Segala sesuatu yang diniatkan dari hati, pasti akan dicatat oleh Allah dan malaikat pencatat amal baik. Karena Allah amat mencintai kebersihan dan keindahan, tentu Allah juga mencintai hamba-hambaNya yang beristiqomah untuk menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Dengan menyikat gigi secara teratur demi terciptanya kesehatan jasmani, insya Allah perbuatan tersebut dinilai Allah sebagai ibadah.
<br />
<br />
Kelima, dapat menguatkan gusi. Rutinitas menggosok gigi, jika dilakukan secara benar tentu dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kekuatan gusi. Dalam ilmu kesehatan gigi, makanan yang kita konsumsi, setidaknya terdapat zat asam. Zat asam tersebut dapat mengikis email pada gigi. Dapat terbayangkan jika kita jarang menyikat gigi. Jangka panjangnya, email pada gigi tersebut dapat membentuk lubang-lubang mikro.
<br />
<br />
Keenam, dapat menghilangkan lendir (pada tenggorokan). Tenggorokan kita tidak 24 jam dalam keadaan bersih. Adakalanya lendir-lendir timbul dan membuat kesehatan mulut dan tenggorokan terganggu. Lendir itu pun akan timbul jika intensitas menyikat gigi kita sangat jarang. Oleh karenanya mengapa disunnahkan menyikat gigi sebelum shalat, fungsi utamanya ialah kesehatan dan kesegaran saluran pencernaan tetap terjaga.
<br />
<br />
Ketujuh, dapat menyegarkan napas. Selain bermanfaat untuk kesehatan gigi dan gusi, menyikat gigi juga dapat menyegarkan napas. Pada zaman Nabi SAW, siwak yang dipilih pun tentunya berkualitas. Meski tidak terdapat fluoride, kayu siwak yang Nabi gunakan sebelum beliau melaksanakan shalat mampu membersihkan gigi, gusi dan memberikan kesegaran pada napas.
<br />
<br />
Kedelapan, dapat membersihkan mulut dari cairan yang tidak berguna. Dalam mulut dan gigi kita tentu terdapat bakteri dan kuman jika jarang dibersihkan. Cairan yang tidak berguna, saat bercampur dengan lendir ditambah frekuensi menyikat gigi yang jarang, akan menyebabkan karies tumbuh di sela-sela gigi.
<br />
<br />
Kesembilan, dapat menguatkan pandangan mata. Jika kita menelaah kembali etika atau adab menuntut ilmu dalam kitab Ta’lim Muta’lim, kitab yang telah dipakai sebagai pegangan dalam menuntut ilmu menyebutkan bahwa bersiwak (menyikat gigi) secara rutin dan benar dapat menguatkan pandangan mata. Mengapa? Jika kesehatan mulut terjaga, penglihatan pun dapat bekerja secara maksimal. Ringkasnya, kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi fungsi panca indera, termasuk mata.
<br />
<br />
Kesepuluh, dapat menghilangkan bau busuk di mulut. Menyikat gigi secara teratur dan benar tentu selain gigi, gusi dan pernapasan sehat, bau tak sedap di mulut pun akan berkurang. Sehingga, dalam kondisi berpuasa, tak perlu lagi merasa mulut kita mengeluarkan bau tak sedap. Puasa, jika diimbangi dengan keteraturan kita membersihkan gigi, tentu akan menghasilkan puasa yang maksimal.<br />
<br />
NB: Namun ketika kita berpuasa, sebaiknya bersiwak atau menggosok gigi dilakukan sebelum solat Dzuhur. Sebagian Ulama berpendapat, bahwa bersiwak atau menggosok gigi setelah solat Dzuhur akan menimbulkan MAKRUH.Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-11030087228386787302014-07-07T00:22:00.001-07:002015-10-05T00:01:14.934-07:00Akhir Dari Kekejaman Yahudi ( Hancurnya Yahudi )<div style="text-align: justify;">
Tahun ini, penjajahan Israel atas bumi
Palestina memasuki tahun ke-65. Sebuah catatan yang panjang sekali.
Selama dalam kurun waktu tersebut, sekarang ini, hampir 80% wilayah
Palestina sudah berhasil dikuasai oleh para Zionis tersebut. Sehubungan
dengan paham Anti-Semit yang merebak, banyak bangsa Yahudi yang
“kembali” ke Israel (dalam bahasa Ibrani disebut dengan istilah <i>aliyaa</i>). <br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit2mPpaZOGhUc_bvbQWdS1WD4XI4aPMTRH2IgyVAu5rWG8_rQRwKFr5eyELKjYVGNoR97aFWTaLd6B8IN-ZVgb0B5jsmO-uFWSygBb4RCacn3ifzG7ABcfYtTfOgNo6jDmryBm4gcxxCQ/s1600/kehancuran-yahudi.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Akhir Dari Kekejaman Yahudi ( Hancurnya Yahudi )" border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit2mPpaZOGhUc_bvbQWdS1WD4XI4aPMTRH2IgyVAu5rWG8_rQRwKFr5eyELKjYVGNoR97aFWTaLd6B8IN-ZVgb0B5jsmO-uFWSygBb4RCacn3ifzG7ABcfYtTfOgNo6jDmryBm4gcxxCQ/s320/kehancuran-yahudi.jpeg" title="Akhir Dari Kekejaman Yahudi ( Hancurnya Yahudi )" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Paham Anti-Semit terjadi sedemikian rupa
di luar perkiraan Israel sendiri. Isyu Holocaust yang selama ini
dijadikan pelindung bagi Yahudi, perlahan-lahan mulai surut, dan bahkan
banyak masyarakat Eropa sendiri yang tidak percaya kepada Holocaust
sebenarnya. Di dalam negeri pun, Israel tengah “bertempur”.<span id="more-4530"></span>
Para pemimpinnya saling sikut dan berebut kekuasaan. Friksi ini
diyakini akan mengakibatkan tersendatnya kesatuan paham di antara mereka
sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sisi ekonomi, negara-negara yang selama ini memberikan
bantuan kepada Israel mulai menuai protes dari rakyatnya untuk
menghentikan kebijakan itu. Otomatis, Israel menjadi sedikit limbung.
Salah satu yang membuat Israel melakukan agresi ke Gaza dua bulan silam
salah satunya adalah untuk mencari sumber minyak baru dan air. Sudah
beberapa waktu belakangan ini, Israel dilanda kekeringan. Sementara
Hamas, sebagai penentang Israel nomor 1, seperti diprediksi banyak
orang, malah semakin kuat pasca-agresi ke Gaza.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hal ini oleh beberapa pengamat
dijadikan sebagai indikasi ambang kehancuran negara Zionis yang ilegal.
Uniknya, para analis Israel sendiri tidak menampik kekhawatiran ini.
Inilah beberapa indikasi lain kehancuran Israel:</div>
<ul>
<li><blockquote class="tr_bq">
Sebagai negara penjajah Israel jelas
kehilangan kemampuannya untuk melakukan peleburan dengan bangsa lain di
kawasan Timur Tengah. Ini karena Israel hampir tidak beda dengan Barat
dan merupakan kepanjangan kepentingan dan politik mereka di Timur
Tengah. Misalnya saja dengan Mesir. Walau pada intinya, pemerintah Mesir
berkongsi dengan Israel, namun masyarakatnya sendiri jelas-jelas
menolak Zionis dalam bentuk apapun.</blockquote>
</li>
<li><blockquote class="tr_bq">
Israel mengalami ketimpangan secara
demografi melawan pertumbuhan warga Arab. Hal ini nyata menimbulkan
rasialisme terhadap warga Israel dari keturunan Arab dan terhadap warga
Palestina. Israel akan berubah, seperti nasib Afrika Selatan pada masa
rasialisme Apartheid. Pada akhirnya legalitas Israel akan tercerabut dan
mereka akan dimusuhi. Fenomena ini sekarang sudah muncul secara
internasional. Meski dukungan terhadap Yahudi di Amerika begitu kuat,
mayoritas negara dunia tidak sepakat dalam hal ini. Apalagi jika
strategi politik Arab menyerukan solusi satu negara dan bukan dua negara
dalam menyelesaikan masalah konflik Palestina Israel.</blockquote>
</li>
<li><blockquote class="tr_bq">
Dunia semakin sadar tentang apa yang
terjadi di Timur Tengah. Ini artinya tekanan masyarakat internasional
terhadap pemerintah-pemerintahan mereka akan semakin kuat agar memiliki
politik tegas terhadap Israel. Di Israel sendiri mulai ada sejumlah
organisasi swasta mendukung aksi anti Israel dan melakukan aksi
internasional melawan cara-cara Israel menghancurkan rumah warga
Palestina dan pengusiran mereka. Dengan berangsurnya kemajuan ekonomi
Negara-negara Timur Tengah, perimbangan dan <i>bargaining</i>
perdagangan dengan sejumlah Negara akan mulai memaksa negara lain untuk
mendukung kepentingan Arab. Secara otomatis Israel akan tercekik. Resesi
ekonomi global menjadi jalan pembukanya.</blockquote>
</li>
<li><blockquote>
Menurunnya jumlah militer Israel sebab
jumlah kelompok usia tua militer Israel semakin tinggi. Di samping
naiknya jumlah kelompok Yahudi ekstrem “harayadam” yang menolak
bergabung dalam militer Israel. Sekarang ini, persentase mereka sudah
menapai 9 persen dari warga Israel. Perang yang dilakukan Israel akan
menimbulkan kerugian nyawa yang tidak terkira. Sementara bangsa
Palestina, seperti yang sudah-sudah dan telah dibuktikan, akan selalu
bisa bertahan dalam kondisi seperti ini.</blockquote>
</li>
<li><blockquote class="tr_bq">
Israel mengalami masalah sosial dan
politik internal yang krusial. Perpecahan antara Kadima dan Likud akan
terus berlanjut. Kadima, sebagai pemenang pemilu 2009 tidak mendapatkan
pembagian yang adil dari sisi ekonomi dan kekuasaan. Tawaran dari
Benjamin Netanyahu (ketua Likud) ditolak mentah-mentah oleh Tzipi Livni
(Kadima). Kondisi ini akan berlangsung lama dan akan menjadi api dalam
sekam bagi Israel.</blockquote>
</li>
<li><blockquote class="tr_bq">
Kelas terpelajar sekuler dari Barat
mereka eksodus balik. Sehingga di Israel hanya akan tersisa kelompok
akstrem dalam politik dan agama. Perseteruan dua kelompok ini sangat
panas sebab satu sama lain mengkafirkan.</blockquote>
</li>
<li><blockquote class="tr_bq">
Ekstremis dan fanatisme kelompok di Israel akan saling menghabisi. Ini barangkali yang digambarkan dalam Al-Quran <i>“kalian kira mereka berkumpul tapi hati mereka terpecah.” </i></blockquote>
</li>
</ul>
<h3>
Kehancuran Yahudi Menurut Al-Qur’an dan Hadits</h3>
<div style="text-align: justify;">
Secara global Al-Qur’an mengabarkan kehancuran Yahudi, seperti firman-Nya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ
وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ
وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا<br />
<br />
“Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan Israel) yang kedua,
(Kami datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi) untuk
menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid (Al-Aqsha),
sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai”. (QS. Al-Isra’: 7)<br />
<br />
Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina. Dan sejak 2006 sampai
sekarang mereka memblokade Gaza. Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim
terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk
membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel, termasuk misi kemanusiaan
yang baru saja diserang pasukan komando Israel di perairan Gaza (Laut
Mediterania).<br />
<br />
Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan
kebiadaban Israel. Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah
Israel dengan pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi
Barat dengan dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km
sepanjang Tepi Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan
pertanian milik penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti
anggur dan zaitun. Hal ini berakibat perekonomian Palestina terpuruk.<br />
<br />
Pengepungan ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam:<br />
“Hampir tiba masanya tidak dibolehkan masuk (embargo) kepada penduduk
Iraq meski hanya satu qafiz makanan dan satu dirham,” Kami bertanya
dari mana larangan itu? Beliau menjawab: “Dari orang-orang asing yang
melarangnya.” Kemudian berkata lagi: “Hampir tiba masanya tidak
diperbolehkan masuk (blokade) kepada penduduk Syam (Palestina) meski
hanya satu dinar dan satu mud makanan.” Kami bertanya: “Dari mana
larangan itu? Beliau menjawab: Dari orang-orang Romawi.” (HR. Muslim)<br />
<br />
<h3>
Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel?</h3>
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan: “Akan muncul dari
Khurasan (Afghanistan) bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun
yang mampu mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di
Eliya (al-Quds)“. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad).<br />
<br />
Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang
mempertahankan eksistensi Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan
Rasul-Nya pasti akan terlaksana:<br />
“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa
Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon,
lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba
Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia,
kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. (HR.
Ahmad)<br />
<br />
“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara
mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba
Allah, inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR.
Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shahih-nya
(2922)].<br />
<br />
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda
dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan
batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu
berbicara secara hakikat”.[Fathul Bari (6/610)]. Wallahu a’lam.Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-18936512811208092032014-02-27T14:43:00.003-08:002016-02-02T20:52:30.478-08:00Mengapa Islam Menyembah Dan Sujud Pada KA'BAH ???Jika Islam menentang penyembahan berhala<b>, <a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2014/02/mengapa-islam-menyembah-dan-sujud-pada-kabah.html">mengapa umat Islam menyembah dan sujud kepada Ka'bah</a> ?</b><br />
<b> </b> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGfh38AuALZGW5IOnXHJlsZ3u96cpVa8cDcT7oTJbL3Maj0hqVLvkn4fNtgtOVFkJ9nvm0abGo4_kFR5FF07PN9vyGxSEwvZdo1r-6rgNf71kQSboj7jvlki9ty2hZtIIh2IHSSk9C1us/s1600/masjidil-haram-kabah.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGfh38AuALZGW5IOnXHJlsZ3u96cpVa8cDcT7oTJbL3Maj0hqVLvkn4fNtgtOVFkJ9nvm0abGo4_kFR5FF07PN9vyGxSEwvZdo1r-6rgNf71kQSboj7jvlki9ty2hZtIIh2IHSSk9C1us/s1600/masjidil-haram-kabah.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Menanggapi
pertanyaan, mungkin sebagian kita bingung. Namun, Dr. Zakir
Naik—seorang ulama terkenal dari India yang dikenal cerdas dan ahli
dalam ilmu perbandingan agama—menjawabnya dengan lugas, cerdas, dan
ilmiah.<br />
<br />
Berikut adalah jawaban beliau yang diambil dari
buku "Mereka Bertanya, Islam Menjawab: Kumpulan Pertanyaan Mengganjal
tentang Islam yang Sering Diajukan Orang Awam dan Non-Muslim"<br />
<br />
"Ka'bah
adalah kiblat, yaitu arah kaum muslimin menghadap dalam shalat mereka.
Perlu dicatat bahwa walaupun kaum muslimin menghadap Ka'bah dalam salat,
mereka tidak menyembah Ka'bah. Kaum muslimin hanya menyembah dan
bersujud kepada Allah. Ketika mereka melakukan thawaf di Ka'bah atau
mencium Hajar Aswad, itu semua dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada
Allah. Allah-lah yang memerintahkan mereka untuk menyembah-Nya dengan cara seperti itu.<br />
<br />
Disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 144:<br />
<i>'Sungguh
Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke
arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke</i> arahnya....'<br />
<br />
<b>1. Islam menghendaki persatuan</b><br />
Ketika
kaum muslimin hendak menunaikan salat, bisa jadi ada sebagian orang
yang ingin menghadap ke utara, sedangkan yang lainnya ingin menghadap ke
selatan. Untuk menyatukan kaum muslimin dalam beribadah kepada Allah
maka kaum muslimin di mana pun berada diperintahkan hanya menghadap ke
satu arah, yaitu Ka'bah. Kaum muslimin yang tinggal di sebelah barat
Ka'bah, mereka salat menghadap timur. Begitu pula yang tinggal di
sebelah timur Ka'bah, mereka<br />
menghadap barat. Dan inilah satu satunya agama yang memiliki Qiblat<br />
<br />
<b>2. Ka'bah adalah pusat peta dunia</b><br />
Kaum muslimin adalah umat pertama yang menggambar peta dunia. Mereka<br />
menggambar
peta dengan selatan menunjuk ke atas dan utara ke bawah. Ka'bah berada
di pusatnya. Kemudian, para kartografer Barat membuat peta terbalik
dengan utara menghadap ke atas dan selatan ke bawah. Meski begitu,
alhamdulillah, Ka'bah terletak di tengah-tengah peta. Subhanallah..!<br />
<br />
<b>3. Tawaf keliling Ka'bah untuk menunjukkan keesaan Allah</b><br />
Ketika
kaum muslimin pergi ke Masjidil Haram di Mekah, mereka melakukan tawaf
atau berkeliling Ka'bah. Perbuatan ini melambangkan keimanan dan
peribadahan kepada satu Tuhan. Sama persis dengan lingkaran yang hanya
punya satu pusat maka hanya Allah saja yang berhak disembah.<br />
<br />
<b>4. Hadits Umar bin Khathab</b><br />
Mengenai
batu hitam, hajar aswad, Umar bin Khathab berkata, "Aku tahu bahwa
engkau hanyalah sebongkah batu yang tidak dapat mendatangkan mudarat
maupun manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu,
niscaya aku tidak akan menciummu."<br />
(HR. Bukhari)<br />
Hadits ini menunjukan bahwa Ka'bah bukanlah apa apa (bukan pusat sesembahan).<br />
<br />
<b>5. Orang berdiri di atas Ka'bah dan mengumandangkan azan</b><br />
Pada zaman Nabi, orang bahkan berdiri di atas Ka'bah dan mengumandangkan azan.<br />
Coba
kita tanyakan kepada mereka yang menuduh kaum muslimin menyembah
Ka'bah; penyembah berhala mana yang berani berdiri di atas berhala
sesembahannya ? " tentu saja tidak ada. Ini kembali menunjukkan bahwa
Ka'bah bukanlah sesembahan ummat Muslim.<br />
<br />
Bagaimana kira-kira jawaban Anda saat menghadapi pertanyaan di atas???<br />
<blockquote>
<i>Disarikan
dari buku "Mereka Bertanya, Islam Menjawab: Pertanyaan Mengganjal
tentang Islam yang Sering Diajukan Orang Awam dan Non-Muslim" terbitan
AQWAM.</i></blockquote>
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-80036990432796396042013-12-14T20:55:00.000-08:002013-12-20T15:47:53.221-08:00Dosa-Dosa Yang Dilakukan Oleh Suami-Istri<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="color: #333333;">Keluarga
diibaratkan seperti batu bata pertama dalam sebuah bangunan masyarakat.
Apabila keluarga baik, maka masyarakat pun akan ikut menjadi baik dan
sebaliknya jika keluarga rusak, maka masyarakat akan menjadi rusak pula. </span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic41eXBkHRoLYEU69rcPkHYmOcZFqTjBpsZ4Me_nkH6l1v9DnzIDFXVBaMQ7V7NmMZH1NSalufoWwNBnfGG5HZpJ-Q_rFBaklUp_-F2wUDvZCRyJZbE0rcWGO1Up5guyK3bN3rheV7mgQ/s1600/suami+istri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic41eXBkHRoLYEU69rcPkHYmOcZFqTjBpsZ4Me_nkH6l1v9DnzIDFXVBaMQ7V7NmMZH1NSalufoWwNBnfGG5HZpJ-Q_rFBaklUp_-F2wUDvZCRyJZbE0rcWGO1Up5guyK3bN3rheV7mgQ/s320/suami+istri.jpg" width="309" /></a></div>
<br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="color: #333333;">Oleh karena itu, Islam memberikan
perhatian kepada urusan keluarga dengan perhatian yang sangat besar,
sebagaimana Islam juga mengatur hal-hal yang dapat menjamin keselamatan
dan kebahagiaan keluarga tersebut.</span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sangat fundamental dalam keluarga adalah perlakuan seorang suami
terhadap istrinya. Bisa jadi juga berbuah dosa. Coba cek poin-poin di
bawah ini.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">1. Lalai Berbakti kepada orang tua setelah menikah<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">2. Kurang serius dalam mengharmonisasikan antara istri dan orang tua<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">3. Ragu dan buruk sangka kepada istri</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br />
4. Kurang memiliki sikap cemburu terhadap istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">5. Meremehkan kedudukan istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">6. Melepaskan kendali kepemimpinan dan menyerahkannya kepada istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">7. Memakan Harta istri secara batil<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">8. Kurang semangat dalam mengajari istri ajaran-ajaran agamanya<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">9. Bersikap pelit terhadap istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">10. Datang secara tiba-tiba setelah lama pergi<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">11. Banyak mencela dan mengkritik istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">12. Kurang berterima kasih dan memotivasi istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">13. Banyak bersengketa dengan istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">14. Lama memutus hubungan dan meninggalkan istri tanpa sebab yang jelas<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">15. Sering berada di luar rumah dan jarang bercengkrama dengan keluarga<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">16. Interaksi yang buruk dengan istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">17. Tidak menganggap penting berdandan untuk istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">18. Kurang perhatian terhadap Doa yang dituntun ketika menggauli istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">19. Kurang memperhatikan Etika, Hikmah dan Hukum hubungan badan<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">20. Menyebarkan rahasia ranjang<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">21. Tidak mengetahui kondisi biologis perempuan</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">22. Menggauli istri ketika haid<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">23. Menggauli istri pada duburnya<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">24. Memukul istri tanpa alasan<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">25, Kesalahan tujuan poligami<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">26. Tidak bersikap Adil antara beberapa istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">27. Terburu-buru dalam urusan Talak<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">28. Tidak mau mentalak, padahal sudah tdk mungkin ada perbaikan dan </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">kecocokan<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">29. Mencela istri setelah berpisah dengannya<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">30. Menelantarkan anak-anak setelah mentalak istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">31. Kurang setia terhadap istri<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">32. Kurang puas dan selalu melirik perempuan lain</span></span><br />
<br />
<br />
<div class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><b>20 Perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami</b><br /> <br /> Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perilaku durhaka istri terhadap suami, antara lain :</span></span></span></span></div>
<div class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /></span></span></span></span></div>
<ul>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> Kedudukan sosial istri lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami,</span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> Istri lebih kaya dari suami,</span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> Istri lebih pandai dari suami,</span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> Watak istri lebih keras dari suami,</span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> Istri berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebiih berkuasa daripada suami,</span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> Istri tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.</span></span></span></span></li>
</ul>
<div class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> Adapun 20 perilaku durhaka istri terhadap suami adalah sebagai berikut :<br /> <br /> 1. Mengabaikan Wewenang Suami.<br /> <br />
Di dalam rumah tangga, istri adalah orang yang berada di bawah perintah
suami. Istri bertugas melaksanakan perintah-perintah suami yang berlaku
dalam rumah tangganya. Rasulullah menggambarkan seandainya seorang
suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke
bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi istrinya selain
melaksanakan perintah suaminya.<br /> <br /> 2. Menentang Perintah Suami.<br /> <br />
Di dalam rumah tangga, perintah yang harus dilaksanakan istri adalah
perintah suami. Begitu juga larangan yang harus dilaksanakan istri
adalah larangan suaminya. <br /> Sabda Rasulullah : " Tidaklah seorang
perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya".
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)<br /> Hadits tersebut tidak serta merta
menempatkan kedudukan suami sederaja dengan Tuhan, tetapi hanya
menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati isstrinya yang sesuai
dengan ketentuan Allah itu dilanggar oleh istrinya, ini berarti sama
dengan istri melanggar perintah Allah SWT.<br /> <br /> 3. Enggan Memenuhi Kebutuhan Seksual Suami.<br /> <br />
Perkawinan diatur oleh syari'at Islam untuk memberikan jalan yang halal
bagi suami dan istri untuk melakukan hubungan seksual atau penyaluran
dorongan biologis. Dengan demikian manusia dapat melakukan regenerasi
keturunan dengan cara yang diridlai Allah SWT.<br /> Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri yang menolak ajakan suaminya berarti membuka pintu laknat terhadap dirinya.<br /> <br /> 4. Tidak Mau menemani Suami Tidur.<br /> <br />
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda : " ... Bila seorang istri
semalaman tidur terpisah dari ranjang suaminya, maka malaikat
melaknatnya sampai Shubuh."<br /> <br /> Bila istri ingin tidur sendiri,
sedang suaminya berada di rumah pada malam harinya, maka ia harus
meminta ijin terlebih dahulu pada suaminya.<br /> <br /> 5. Memberatkan Beban Belanja Suami.<br /> <br />
Allah SWT telah menegaskan bahwa setiap suami bertanggung jawab memberi
nafkah istrinya sesuai dengan kemampuan. Istri yang menyadari bahwa
suaminya miskin tidak dibenarkan menuntut belanja dari suaminya hanya
mempertimbangkan kebutuhannya sendiri sehingga memberatkan suaminya.<br /> <br /> 6. Tidak Mau Bersolek Untuk Suaminya.<br />
Para istri diperintahkan untuk berkhidmat pada suaminya, termasuk
mengurus dirinya sendiri dengan berhias dan berdandan sehingga dapat
menyenangkan hati suaminya dan menimbulkan gairah dalam hidup bersama
dirinya.<br /> <br /> 7. Merusak kehidupan Agama Suami.<br /> Istri
diperintahkan untuk membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan
beragama, sedangkan suami diperintahkan untuk membimbing istri
menjalankan agamanya dengan baik. Karena itu, kalau istri tidak mau
membatu suami menegakkan agama, apalagi merusak iman dan akhlak agama
suami, sudah tentu ia menjerumuskan suaminya ke dalam neraka.<br /> <br /> 8. Mengenyampingkan Kepentingan Suami<br /> <br />
Dari Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : "
Siapakah orang yang mempunyai hak paling besar terhadap seorang wanita?"
Sabdanya : " Suaminya". Saya bertanya : " Siapakah orang yang paling
besar haknya terhadap seorang lelaki. " Jawabnya : "Ibunya". (HR.Bazaar
dan Hakim; Hadits hasan)<br /> <br /> Jelaslah Hadits di atas bahwa
kepentingan suami harus lebih didahulukan oleh seorang istri daripada
kepentingan ibu kandungnya sesndiri.<br /> <br /> 9. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami.<br /> <br />
Istri ditetapkan oleh Islam menjadi wakil suami dalam mengurus rumah
tangga. Karena itu bilamana ia keluar meninggalkan rumah, maka dengan
sendirinya ia harus lebih dulu mendapatkan izin suaminya. Bila ia tidak
minta izin dan keluar rumah dengan kemauannya sendiri, maka ia telah
melanggar kewajibannya terhadap suami, sedangkan melanggar kewajiban
berarti durhaka terhadap suaminya.<br /> <br /> 10. Melarikan Diri Dari Rumah Suami<br /> <br />
Rasulullah saw bersabda : "Dua golongan yang sholatnya tidak bermanfaat
bagi dirinya yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai
ia pulang; dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai ia
kembali." (HR. Hakim, dari Ibnu 'Umar)<br /> <br /> 11. Menerima Tamu Laki-laki Yang Tidak Disukai Suami.<br /> <br /> Dalam sebuah Hadits, Rasulullah telah menegaskan bahwa seorang istri diwajibkan memenuhi hak-hak suaminya. Diantaranya yaitu :<br /> a. Tidak mempersilakan siapapun yang tidak disenangi suaminya untuk menjamah tempat tidurnya.<br /> b. Tidak mengizinkan tamu masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.<br /> (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Hadits hasan shahih)<br /> <br /> 12. Tidak Menolak Jamahan Lelaki Lain.<br /> <br />
".... maka wanita-wanita yang shalih itu ialah yang taat lagi
memelihara (dirinya dan harta suaminya) dikala suaminya tidak ada
sebagaimana Allah telah memeliharanya..." (QS. An-Nisaa' (4) ayat 34)<br /> <br />
Rasulullah menjelaskan bahwa seorang istri yang membiarkan dirinya
dijamah lelaki lain boleh diceraikan. Hal itu menunjukan bahwa perbuatan
istri tersebut adalah durhaka terhadap suaminya.<br /> <br /> 13. Tidak Mau merawat Ketika Suami Sakit.<br /> <br />
Bila seorang istri menolak merawat suami yang sakit dengan alasan sibuk
kerja atau tidak ada waktu karena merawat anak, maka ia telah melakukan
tindakan yang tidak benar.<br /> <br /> 14. Puasa Sunnah Tanpa Izin Saat Suami Di Rumah.<br /> <br />
Dari Abu Harairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: " Seorang istri
tidak halal berpuasa ketika suami ada di rumah tanpa izinnya." (HR.
Bukhari dan Muslim)<br /> <br /> 15. Menceritakan Seluk Beluk Fisik Wanita Lain Kepada Suami.<br /> <br />
Dari Ibnu Mas'ud, ujarnya : Rasulullah saw. bersabda: "Seorang wanita
tidak boleh bergaul dengan wanita lain, kemudian menceritakan kepada
suaminya keadaan wanita itu, sehingga suaminya seolah-olah melihat
keadaan wanita tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)<br /> <br /> 16. Menolak Kedatangan Suami Bergilir Kepadanya.<br /> <br />
Seorang istri yang dimadu, tetap mempunyai kewajiban untuk mentaati
perintahnya, menyenangkan hatinya, berbhakti dan selalu berperilaku baik
kepada suaminya ketika ia datang bergilir.<br /> <br /> 17. Mentaati Perintah Orang Lain Di Rumah Suaminya.</span></span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 18. Menyuruh Suami Menceraikan Madunya<br /> <br /> 19. Minta Cerai Tanpa Alasan Yang Sah.<br /> <br /> 20. Mengambil Harta Suami Tanpa Izinnya.</span></span></span></span></div>
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-29995170566701237172013-11-20T01:34:00.002-08:002013-11-20T01:34:42.993-08:00Hal Yang Menyebabkan Hati Menjadi MatiDi bawah ini hadist tentang " <a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/11/hal-yang-menyebabkan-hati-menjadi-mati.html"><b>Hal Yang Menyebabkan Hati Menjadi Mati</b></a> ". Semoga artikel ini membuat kita sadar agar tidak terlalu banyak tertawa secara berlebihan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga8dXqc7-OQra1eE0c_5X3iUWMczt31fmzWaI8-ykYn3sbWCVgjqCUkf0TTR3rqZHDv5aecMEDpjPtYR1qQWygJy_iGfX-0a8qYrZd0NFjNb5uLzSce-PQrZFQdTGe6rVsPpoZXI9Kmrk/s1600/berlebihan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga8dXqc7-OQra1eE0c_5X3iUWMczt31fmzWaI8-ykYn3sbWCVgjqCUkf0TTR3rqZHDv5aecMEDpjPtYR1qQWygJy_iGfX-0a8qYrZd0NFjNb5uLzSce-PQrZFQdTGe6rVsPpoZXI9Kmrk/s320/berlebihan.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
<br />
<br />
<b>لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ</b><br />
<br />
<i>“Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” </i>(HR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 7435)<br />
<br />
Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia berkata:<br />
<br />
<b>مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مُسْتَجْمِعًا ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ
يَتَبَسَّمُ</b><br />
<br />
<i>“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau
biasanya hanya tersenyum.” </i>(HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)<br />
<br />
<br />
<span id="more-2676"></span><br />
<b>Penjelasan ringkas:</b><br />
<br />
Sebaik-baik perkara adalah yang sederhana dan pertengahan. Tatkala Islam
mensyariatkan untuk banyak tersenyum, maka Islam juga melarang untuk
banyak tertawa, karena segala sesuatu yang kebanyakan dan melampaui
batas akan membuat hati menjadi mati. Sebagaimana banyak makan dan
banyak tidur bisa mematikan hati dan melemahkan tubuh, maka demikian
pula banyak tertawa bisa mematikan hati dan melemahkan tubuh. Dan jika
hati sudah mati maka hatinya tidak akan bisa terpengaruh dengan
peringatan Al-Qur`an dan tidak akan mau menerima nasehat, wal ‘iyadzu
billah.<br />
<br />
Karenanya tidaklah kita temui orang yang paling banyak tertawa kecuali dia adalah orang yang paling jauh dari Al-Qur`an.<br />
Adapun hukum banyak tertawa, maka lahiriah hadits Abu Hurairah di
atas menunjukkan haramnya, karena hukum asal setiap larangan adalah
haram. Apalagi disebutkan sebab larangan tersebut adalah karena bisa
mematikan hati, dan sudah dimaklumi melakukan suatu amalan yang bisa
mematikan hati adalah hal yang diharamkan.<br />
<br />
Adapun tertawa sesekali atau ketika keadaan mengharuskan dia untuk
tertawa, maka ini adalah hal yang diperbolehkan. Hanya saja, bukan
termasuk tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam jika seorang itu
tertawa sampai terbahak-bahak. Karenanya tertawa terbahak-bahak adalah
hal yang dibenci walaupun tidak sampai dalam hukum haram, wallahu a’lam.<br />
<br />
<br />
Sumber : al-atsariyyah <br />
<br />
<br />
<br />
catatan : Tertawa berlebihan tidak akan membuat kalian menjadi awet muda.Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-23805337158378065742013-11-14T17:47:00.000-08:002013-11-14T17:47:46.213-08:00Menuju ke Tempat Kematian<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGfnCFeUUAL9c2V6vEVH2RSe0U_NItq4yPtQzMmxE3NKTqwomFTKHA5e59W91HxCqaVQMqOTdelaGojLO8fYQ3hkURWOERbx2PV-RIkFG3BWpaezK-gc2sxGmmw9PWF0fgpU_bRCUbdsE/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGfnCFeUUAL9c2V6vEVH2RSe0U_NItq4yPtQzMmxE3NKTqwomFTKHA5e59W91HxCqaVQMqOTdelaGojLO8fYQ3hkURWOERbx2PV-RIkFG3BWpaezK-gc2sxGmmw9PWF0fgpU_bRCUbdsE/s320/images.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[0].[3]">Suatu
ketika ada tamu yang mengetuk pintu rumah Nabi Sulaiman AS, maka beliau
memerintahkan pembantunya untuk membukakan pintu. Begitu membuka pintu,
tamu itu tampak menatap tajam kepada sang pembantu, dengan pandangan
tajam </span></span><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[0]">yang
menakutkan, bercampur dengan rasa keheranan. Begitu mempersilahkan
masuk, sang pembantu tergopoh-gopoh menemui Nabi Sulaiman dan berkata,
“Wahai Tuan, tamu Tuan sangat menakutkan dan tampaknya mengancam saya,
karena itu tolonglah saya!!”</span><br data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[1]" /></span></span></span></span></span></span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[3]">“Bagaimana
aku harus menolongmu?” Kata Nabi Sulaiman </span></span></span></span></span></span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[3]">“Bukankah Tuan menguasai
angin? Perintahkanlah angin itu untuk membawa saya jauh dari tamu Tuan
tersebut?”</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[5]">“Tempat mana yang engkau inginkan?”</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[7]">“India!!” Kata sang pembantu.</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[9]">“Baiklah!!” Kata Nabi Sulaiman, dan beliau memerintahkan angin membawa pembantunya ke negeri India.</span><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[11]"> Setelah
urusan dengan pembantunya selesai, Nabi Sulaiman menemui sang tamu yang
ternyata adalah Malaikat Maut (Izrail). Setelah saling mengucap salam,
beliau berkata, </span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[11]">“Wahai Izrail, apakah kunjunganmu ini untuk mencabut
nyawaku atau sekedar berkunjung!!”</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[13]">“Waktumu belum tiba, wahai Sulaiman, aku hanya berkunjung ke sini!!”</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[15]">Beliau berkata lagi, “Mengapa engkau tadi memandang pembantuku dengan pandangan tajam dan mengancam!!”</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[17]">Izrail
berkata, “Bukan mengancam, wahai Sulaiman, hanya saja aku heran, dalam
beberapa saat ke depan aku harus mencabut nyawa orang itu (yakni, yang
jadi pembantu Nabi Sulaiman), tetapi tempat kematiannya di negeri India.
Tetapi mengapa saat ini ia masih di sini?”</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[19]">“Subbhanallah,“
Kata Nabi Sulaiman, “Karena rasa takutnya kepada engkau, ia meminta
kepadaku agar memerintahkan angin membawanya ke negeri India, dan saat
ini ia telah berada di sana!!”</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[21]">Setelah
berbincang beberapa saat, Izrail berpamitan kepada Nabi Sulaiman karena
waktunya telah tiba untuk mencabut nyawa pembantu beliau itu di India.</span></span></span></span></span></span></span></li>
</ul>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[23]">Dalam
riwayat lainnya disebutkan, orang itu bukanlah pembantu Nabi Sulaiman,
tetapi salah punggawa atau bangsawan yang telah banyak berjasa pada
kerajaan beliau. Setelah bertemu dengan Malaikat Izrail dalam bentuk
manusia, ia merasa sangat ketakutan dan jiwanya terancam. Karena itu ia
menemui Nabi Sulaiman dan meminta agar beliau memindahkan dirinya ke
negeri India. Padahal justru di negeri India itulah tempat kematiannya
sebagaimana tercatat di dalam Lauhul Makhfudz.</span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3]"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0]"><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[23]"> </span><br data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[24]" /><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[25]">Sungguh
benarlah Firman Allah dalam QS Al Jumuah ayat 8, “Katakanlah:
Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada
(Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.</span><span data-reactid=".r[kzun].[1][3][1]{comment594334973947403_1923625}.[0].{right}.[0].{left}.[0].[0].[0][3].[0].[3].[0].[28]"></span></span></span></span></span></span></span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-43345314675717927842013-10-07T08:35:00.003-07:002013-10-07T08:35:22.591-07:00Keutamaan Puasa Dan Berkurban di Bulan Dzulhijjah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisgTE9krUNx3SxKbBt97HUGpfamy4wKrH0ScI5JGCErXXXEzSH0AN08mmq_JfqYTQvLCJjsl8kmOJXc97YF2k9SLYxAa8pbAlTZbXKSVBoeEeI_mjjI6VHaisEOlEOjU_RES9jAy5ZZZs/s1600/Mari+Puasa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisgTE9krUNx3SxKbBt97HUGpfamy4wKrH0ScI5JGCErXXXEzSH0AN08mmq_JfqYTQvLCJjsl8kmOJXc97YF2k9SLYxAa8pbAlTZbXKSVBoeEeI_mjjI6VHaisEOlEOjU_RES9jAy5ZZZs/s320/Mari+Puasa.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Di riwayatkan dari ibnu abas dari Nabi ‘alaihish shalaatu
wassalam bahwa sesungguhnya beliau bersabda:</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">“Hari dimana Allah mengampuni Nabi Adam ‘alaihish salam
adalah hari pertama bulan dzulhijjah. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu,
maka Allah mengampuni segala dosanya.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari kedua, Allah telah mengabulkan do’a Nabi
yunus ‘alaihish salam dan mengeluarkan
dari perut ikan . Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka seperti orang yang
beribah kepada Allah Ta’aa’aa selama satu tahun serta tidak mendurhakai Allah
dalam ibadahnya meskipun sekejap mata.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari ketiga, Allah mengabulkan do’a Nabi Zakaria
‘alaihish salam . Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka Allah mengabulkan
do’anya.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari keempat, Nabi Isa ‘alaihish salam dilahirkan.
Maka Allah meniadakan/menghilangkan kesusahan dan kefakirannya, dan dia kemudia
pada hari kiamat bersama dengan orang-orang yang pergi yang baik-baik dan yang
sama mulia.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari kelima , Nabi Musa ‘alaihish salam dilahirkan.
Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka dia terhindar dari kemunafikan dan
siksa kubur.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari keenam, Allah Ta’aalaa telah membuka kebaikan
untuk Nabi-Nya. Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka Allah memperhatikan
kepadanya dengan kasih sayang dan dia tidak disiksa sesudah itu.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari ke tujuh, semua pintu neraka jahannam ditutup
dan tidak dibuka sehinggaberlau hari yang kesepuluh itu. Barang siapa berpuasa
pada hari itu, maka Allah menghindarkan darinya tiga puluh pintu kesukaran dan
membukakan baginya tiga puluh pintu kemudahaan.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari kedelapan, dinamakan hari Tarwiyah. Barang
siapa berpuasa pada hari itu, maka dia diberi pahala yang hanya diketahi oleh
Allah Ta’aalaa sendiri.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari kesembilan, dinamakan hari Arafah. Barang siapa
berpuasa dihari itu, maka sebagai tebusan dosanya pada tahun yang telah lalu
dan yang akan datang . Dan pada hari itu juga telah diturukan ayat: “Pada hari
ini telah Aku sempurnakan bagimu akan agamamu dan Aku sempurnakan pula ni’matKu
kepadamu.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pada hari sepuluh , hari Raya Idul Adha. Barang siapa
berkurban dengan suatu kurban, maka mulai tetesan darah yang terjatuh ditanah,
Allah mengamouni semua dosanya dan dosa-dosa keluarganya. Dan barang siapa
memberi makan orang mukmin atau bersedekah dengan suatu pemberian , maka Allah
Ta’aalaa membangkitkan pada hari kiamat dengan selamat dan timbangannya pun
menjadi lebih berat dari pada gunung Uhud.”</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ditulis ulang oleh Antoni Clianto.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">(Dikutip dari kitab Durratun Nasihin, karya Usman
Al-Khaibawi)</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Catatan : Hari Raya Idul Adha dan hari Tasyrik(11,12,13 dzulhijjah) <b>Haram</b> untuk puasa. </span></span></div>
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-46342473228585409392013-10-02T02:29:00.001-07:002013-10-10T06:20:30.308-07:00Shalat Sunnah Rawatib<div class="MsoNoSpacing">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwCZ0q-4d9YD1X1G1JXVnEgjDvm1E9NtClo_xT_KUNMZ4hZhcVsAeG2AYNkCvJTEZhedZaQe9BJmedBKnsPy8hu03te5U1mRMy-zLFPRR6eAnf-siHSm0WEpxhLRTrpvV6YvhYhl-kl3Q/s1600/sholat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwCZ0q-4d9YD1X1G1JXVnEgjDvm1E9NtClo_xT_KUNMZ4hZhcVsAeG2AYNkCvJTEZhedZaQe9BJmedBKnsPy8hu03te5U1mRMy-zLFPRR6eAnf-siHSm0WEpxhLRTrpvV6YvhYhl-kl3Q/s320/sholat.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/10/solat-sunnah-rawatib.html"><b>Shalat Rawatib</b></a> adalah shalat sunat yang dilakukan
sebelum atau sesudah shalat lima waktu. shalat yang dilakukan sebelumnya
disebut salat qabliyah, sedangkan yang dilakukan sesudahnya disebut salat
ba'diyah.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ada tiga hadits yang menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta
letak-letaknya:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">1. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>مَا </b><b>مِنْ </b><b>عَبْدٍ </b><b>مُسْلِمٍ </b><b>يُصَلِّي </b><b>لِلَّهِ </b><b>كُلَّ </b><b>يَوْمٍ </b><b>ثِنْتَيْ </b><b>عَشْرَةَ </b><b>رَكْعَةً </b><b>تَطَوُّعًا </b><b>غَيْرَ </b><b>فَرِيضَةٍ </b><b>إِلَّا </b><b>بَنَى </b><b>اللَّهُ </b><b>لَهُ </b><b>بَيْتًا </b><b>فِي </b><b>الْجَنَّةِ</b></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah
ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan
Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.”</i> (HR. Muslim no.
728)</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan
ke-12 rakaat tersebut. Beliau bersabda:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>مَنْ
</b><b>ثَابَرَ </b><b>عَلَى </b><b>ثِنْتَيْ </b><b>عَشْرَةَ </b><b>رَكْعَةً </b><b>مِنْ </b><b>السُّنَّةِ </b><b>بَنَى </b><b>اللَّهُ </b><b>لَهُ </b><b>بَيْتًا </b><b>فِي </b><b>الْجَنَّةِ </b><b>أَرْبَعِ </b><b>رَكَعَاتٍ </b><b>قَبْلَ </b><b>الظُّهْرِ </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>بَعْدَهَا </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>بَعْدَ </b><b>الْمَغْرِبِ </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>بَعْدَ </b><b>الْعِشَاءِ </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>قَبْلَ </b><b>الْفَجْرِ</b></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah
dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu
empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah
maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum subuh.”</i> (HR.
At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah)</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">2. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhu dia
berkata:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>حَفِظْتُ
</b><b>مِنْ </b><b>النَّبِيِّ </b><b>صَلَّى </b><b>اللَّهُ </b><b>عَلَيْهِ </b><b>وَسَلَّمَ </b><b>عَشْرَ </b><b>رَكَعَاتٍ </b><b>رَكْعَتَيْنِ </b><b>قَبْلَ </b><b>الظُّهْرِ </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>بَعْدَهَا </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>بَعْدَ </b><b>الْمَغْرِبِ </b><b>فِي </b><b>بَيْتِهِ </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>بَعْدَ </b><b>الْعِشَاءِ </b><b>فِي </b><b>بَيْتِهِ </b><b>وَرَكْعَتَيْنِ </b><b>قَبْلَ </b><b>صَلَاةِ </b><b>الصُّبْحِ</b></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam berupa shalat sunnat sepuluh raka’at yaitu; dua raka’at sebelum shalat
zuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat maghrib di rumah
beliau, dua raka’at sesudah shalat isya’ di rumah beliau, dan dua raka’at sebelum
shalat subuh.” </i>(HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no.
729)</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dalam sebuah riwayat keduanya,<i> “Dua rakaat setelah
jumat.”</i> dan dalam riwayat Muslim, <i>“Adapun pada shalat maghrib,
isya, dan jum’at, maka Nabi r mengerjakan shalat sunnahnya di rumah.”<br />
</i></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">3. Dari Ibnu Umar dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>رَحِمَ
</b><b>اللَّهُ </b><b>امْرَأً </b><b>صَلَّى </b><b>قَبْلَ </b><b>الْعَصْرِ </b><b>أَرْبَعًا</b></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan
shalat (sunnah) empat raka’at sebelum Ashar.” </i>(HR. Abu Daud no. 1271 dan
At-Tirmizi no. 430)</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Maka dari sini kita bisa mengetahui bahwa shalat sunnah
rawatib adalah:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">a. 2 rakaat sebelum subuh, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">b. 2 rakaat sebelum zuhur, dan bisa juga 4 rakaat.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">c. 2 rakaat setelah zuhur</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">d. 4 rakaat sebelum ashar</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">e. 2 rakaat setelah jumat.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">f. 2 rakaat setelah maghrib, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">g. 2 rakaat setelah isya, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Lalu apa hukum shalat sunnah setelah subuh, sebelum
jumat, setelah ashar, sebelum maghrib, dan sebelum isya?</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jawab:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Adapun dua rakaat sebelum maghrib dan sebelum isya, maka dia tetap disunnahkan
dengan dalil umum:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>بَيْنَ
</b><b>كُلِّ </b><b>أَذَانَيْنِ </b><b>صَلَاةٌ </b><b>قَالَهَا </b><b>ثَلَاثًا </b><b>قَالَ </b><b>فِي </b><b>الثَّالِثَةِ </b><b>لِمَنْ </b><b>شَاءَ</b></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada
shalat (sunnah).” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang
ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.”</i> (HR.
Al-Bukhari no. 588 dan Muslim no. 1384)</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Adapun setelah subuh dan ashar, maka tidak ada shalat sunnah rawatib saat itu.
Bahkan terlarang untuk shalat sunnah mutlak pada waktu itu, karena kedua waktu
itu termasuk dari lima waktu terlarang.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>شَهِدَ </b><b>عِنْدِي </b><b>رِجَالٌ </b><b>مَرْضِيُّونَ </b><b>وَأَرْضَاهُمْ </b><b>عِنْدِي </b><b>عُمَرُ </b><b>أَنَّ </b><b>النَّبِيَّ </b><b>صَلَّى </b><b>اللَّهُ </b><b>عَلَيْهِ </b><b>وَسَلَّمَ </b><b>نَهَى </b><b>عَنْ </b><b>الصَّلَاةِ </b><b>بَعْدَ </b><b>الصُّبْحِ </b><b>حَتَّى </b><b>تَشْرُقَ </b><b>الشَّمْسُ </b><b>وَبَعْدَ </b><b>الْعَصْرِ </b><b>حَتَّى </b><b>تَغْرُبَ</b></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>“Orang-orang yang diridlai mempersaksikan kepadaku dan
di antara mereka yang paling aku ridhai adalah ‘Umar, (mereka semua mengatakan)
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang shalat setelah Shubuh hingga
matahari terbit, dan setelah ‘Ashar sampai matahari terbenam.”</i> (HR.
Al-Bukhari no. 547 dan Muslim no. 1367)</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Adapun shalat sunnah sebelum jumat, maka pendapat yang
rajih adalah tidak disunnahkan. Insya Allah mengenai tidak disyariatkannya
shalat sunnah sebelum jumat akan datang pembahasannya tersendiri,</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Wallahu
Ta’ala a’lam.</span></span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-76652866509557891902013-08-27T07:47:00.004-07:002013-08-27T07:50:47.000-07:0010 Cara Wanita Menyelamatkan Diri Dari Fitnah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp7xpZgFwFQRTuXzv3nj2NZL83zRqVq0HXabq2iApt44shc0A3cocINZTjybXwStslR7n_ILIHAmIqhW638vzFIJabsi6kWK_23V5n0PyX2ZKJ2CcjCFWZlVtzKqaL7Mp0UfDAr1vnnWA/s1600/Hikmah14-Wanita_Penghuni_Surga.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp7xpZgFwFQRTuXzv3nj2NZL83zRqVq0HXabq2iApt44shc0A3cocINZTjybXwStslR7n_ILIHAmIqhW638vzFIJabsi6kWK_23V5n0PyX2ZKJ2CcjCFWZlVtzKqaL7Mp0UfDAr1vnnWA/s400/Hikmah14-Wanita_Penghuni_Surga.jpg" width="400" /></a></div>
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><b> </b></span><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><b>1. Hindari gosip</b>, Sangat penting bagi wanita untuk meninggalkan segala
bentuk gosip entah itu ikut nyimbrung dengar kawan bergosip atau
menonton/ mendengar acara gosip. Dengan menghindari masuknya gosip anda
tidak akan punya bahan untuk bergosip." Ingatlah gosip itu sebagai
perbuatan yang sangat menjijikan" ( QS AL HUJURAT 12 )</span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><br /> <b>2. Menjaga Pakaian</b><span class="text_exposed_show">,
Wanita tidak hanya harus bisa menjaga pandangannya tetapi terlebih lagi
harus bisa menjaga tubuhnya agar tidak menjadi sumber
pemandangan. Perhatikanlah cara berpakaian kita. Hindari pakaian yang
menampilkan lekuk tubuh bahan yang terlalu tipis,dan terbuka aurat. Namun
juga kita harus bisa tampil bersih, rapi , menyenangkan dan syar'i. ( QS
AN NUR 31)<br /> <br /> <b>3. Betahlah dirumah</b>, Jika tidak punya keperluan
yang penting ,lebih baik bagi wanita untuk berada di rumahnya. Lebih baik
menjadikan rumah kita sebagai tempat berkumpul dengan teman2 dari pada
harus bertemu di cafe tau tempat-tempat umum lainya. Jangan lupa untuk
mengajak tamu kita untuk shalat atau tilawah bersama dan muliakan dia
dengan memberinya hidangan ( tentu teman sesama wanita bukan pria ).<br /> <br /> <b>4. Memelihara fikiran</b>, Sibukkanlah fikiran kita dengan hal-hal berguna
hingga ia tidak memberikan tempat bagi fikiran jelek. Bila kita
membiarkan satu fikiran yang jelek ada dalam otak kita, maka ia akan
turun kehati. Jika ada kesempatan yang pas, maka sadar atau pun tidak
sadar kita akan melepaskannya. Bunuhlah fikiran yang jelek itu sebelum ia
membunuh amal kita.<br /> <br /> <b>5. Hati-hati memilih teman</b>, Seperti disebut
dalam point pertama hendaknya kita hindari gosip. Salah satu caranya
adalah memilih teman yang tepat yaitu teman yang selalu mengajak kepada
kebenaran ,mengingatkan kita jika salah. Bukan teman yang hanya suka
berhura-hura. Rasul berpesan : "Seseorang akan mengikuti cara temannya maka
berhati-hatilah memilih teman yang anda percayai (HR ABU DAUD ). Jangan
takut untuk melepas teman yang tidak mau di ajak kepada kebaikan.<br /> <br />
<b>6. Hati-hati memilih tempat sosialisasi</b>, Memilih tempat bergaul juga sangat
penting untuk di perhatikanTentu bar dan nighclub bukannya tempat
seorang muslim.Jagalah kaki kita agar tidak melangkah ke tempat-tempat
yang berpotensi bisa menimbulkan maksiat<br /> <br /> <b>7. Hati-hati ketika browsing</b>, di dunia internet saat ini, tempat2 maksiat bisa dengan
mudah di temui di website juga dalam bersosialisasi di dunia maya ( sosial media ). Pilihlah teman/contact yang bisa
menambah iman ,bukan berteman dengan orang yang suka menuliskan
gosip. Selain itu juga perhatikan seluruh media yang kita gunakan mulai
dari majalah ,koran,televisi,radio ,hp,dll. Pilihlah dengan hati-hati
karena mereka bisa mempengaruhi pikiran kita<br /> <br /> <b>8. Menikah</b>,
Bagi siapa saja yang sudah merasa siap untuk hidup berumah tangga baik
secara psiologis,agama maupun biologis, sebaiknya ia menikah. Menikah
bisa membuat hati lebih tentram dan sejuk sekaligus menghindarkan dari
fikiran2 jelek, mengurangi narsisme dan show off. Rasul mengatakan
</span></span><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span class="text_exposed_show"><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span class="text_exposed_show">"wahai para pemuda siapa saja di antara kamu
sudah merasa mampu, </span></span>menikahlah terlebih dahulu sebagai solusi pertama,baru jika tidak mampu
disunnahkan untuk berpuasa. (HR
BUKHARI )<br /> <br /> <b>9. Berpuasa</b>, Seperti di singgung di atas, bagi yang
tidak mampu menikah sebaiknya berpuasa.Tidak mampu disini bisa jadi
karena tidak punya biaya atau belum ketemu jodohnya,Bersabarlah dan
berpuasalah. Dengan berpuasa hati dan fikiran menjadi lebih tenang
karena puasa bisa mengurangi nafsu terhadap dunia.(AL QURTUBI)<br /> <br />
<b>10. Isi hati dengan dzikir</b>, Isilah tiap waktu kita dengan dzikir. Dzikir
itu seperti tugas keamanan yang melindungi hati kita dari bisikan dan
fikiran jahat disisipkan syaithon. Jika hati kita terjaga insya Allah
hati,kaki,tangan,dan fikiran kita juga akan terjaga.</span></span><br />
<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span class="text_exposed_show">Demikianlah artikel tentang <b><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/08/cara-wanita-menyelamatkan-diri-dari-fitnah.html">10 Cara Wanita Menyelamatkan Diri Dari Fitnah</a></b>. Semoga bermanfaat untuk kita semua terutama para wanita. </span></span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span class="text_exposed_show"></span></span><br /><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="line-height: 115%;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Waallahu
‘Alam</span></span> </span></i></span></span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-86218842664138883722013-08-25T00:28:00.000-07:002013-08-25T00:51:16.240-07:00Kisah Nabi Allah Ibrahim A.S<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNaxPdSblvh3kRDbeRe-R844hACAVS-_OXjtxmoM0yvFynxqZzkt_nvmjjrPmUuuu6GYMGBgK3msJ3Dn5JGhWA-uoBwV5gWhTqSrq_RPQdONjrTzXDSdPDNq9nmD9YNXw9ihl63SP-6eg/s1600/peninggalan+nabi+ibrahim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNaxPdSblvh3kRDbeRe-R844hACAVS-_OXjtxmoM0yvFynxqZzkt_nvmjjrPmUuuu6GYMGBgK3msJ3Dn5JGhWA-uoBwV5gWhTqSrq_RPQdONjrTzXDSdPDNq9nmD9YNXw9ihl63SP-6eg/s400/peninggalan+nabi+ibrahim.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/08/kisah-nabi-allah-ibrahim-as.html"><b>Nabi Ibrahim</b></a> adalah
putera Aaazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin
Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin </span><span style="font-size: small;">Nuh A.S.<span style="line-height: 115%;"> Ia dilahirkan di sebuah tempat
bernama "</span><i style="line-height: 115%;">Faddam A'ram</i><span style="line-height: 115%;">"
dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang
raja bernama "</span>Namrud bin Kan'aan.<span style="line-height: 115%;">"</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Kerajaan Babylon pada
masa itu termasuk kerajaan yang makmur, rakyat hidup senang, sejahtera dalam
keadaan serba berkecukupan serta sarana-sarana yang menjadi keperluan
pertumbuhan hidup mereka. Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka masih
berada di tingkat jahiliyah (kebodohan). Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka
yang telah memberikan mereka segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi.
Persembahan mereka adalah patung-patung yang mereka pahat sendiri dari
batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/null" name="more"></a><br /></span></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan
pemerintahannya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak. Semua kehendaknya
harus dilaksanakan dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dapat
dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan
kemewahan hidup yang berlebih-lebihan yang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan
ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut
disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berpikir jika rakyatnya mau dan rela
menyembah patung-patung yang terbuat dari batu yang tidak memberi manfaat dan
mendatangkan kebahagiaan bagi mereka, mengapa bukan dirinya sendiri yang
disembah sebagai tuhan. Dia yang dapat berbicara, dapat mendengar, dapat berpikir,
dapat memimpin mereka, membawa kemakmuran bagi mereka dan melepaskan dari
kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dapat mengubah orang miskin menjadi kaya
dan orang yang hina diangkatnya menjadi orang mulia. disamping itu semuanya, ia
adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Di tengah-tengah
masyarakat yang sedemikian buruknya, lahirlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah
yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calon Rasul dan
pesuruh Allah yang akan membawa cahaya kebenaran kepada kaumnya, yang telah
diilhami akal sehat dan fikiran tajam serta kesadaran bahwa apa yang telah
diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang
menandakan kebodohan dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu
adalah perbuatan mungkar yang harus diperangi agar mereka kembali kepada
persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan
pencipta alam semesta ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Semasa remajanya Nabi
Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya
namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya ia
tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang tersebut bahkan secara
mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calon pembeli dengan
kata-kata: </span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><i>"Siapakah yang akan
membeli patung-patung yang tidak berguna ini?"</i></span></span></blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b><span style="line-height: 115%;">Nabi
Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh
Allah</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Nabi Ibrahim yang sudah
berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlangsung
dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan
keyakinannya hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sesekali
mengganggu pikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya
bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati. Berserulah
ia kepada Allah: <i> </i></span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><i>"Ya Tuhanku!
Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah
mati." Allah menjawab seruannya dengan berfirman: “Tidakkah engkau beriman
dan percaya kepada kekuasaan-Ku?"</i> Nabi Ibrahim menjawab: <i>"Betul, wahai Tuhanku, aku telah
beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali
melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan
ketenangan dalam hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku
kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."</i></span></span></blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Allah memperkenankan
permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu memotongnya menjadi potongan-potongan dan mencampur-baurkan, kemudian tubuh
burung yang sudah hancur dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak
setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Setelah dikerjakan apa
yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahlah Nabi Ibrahim memanggil
burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap potongan
tubuh burung tersebut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Dengan izin Allah dan
kuasa-Nya datanglah berterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh
bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim dan
hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata
kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali
makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang
tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi
Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan keraguan di
dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada
sesuatu pun di langit atau di bumi yang dapat menghalangi atau menentangnya dan
hanya kata "<i>Kun</i>" yang
difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikehendaki "<i>Fayakun</i>". </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b><span style="line-height: 115%;">Nabi
Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Aazar, ayah Nabi
Ibrahim sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bahkan ia
adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan darinya
orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Nabi Ibrahim merasa
bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang
lain ialah menyadarkan ayah kandungnya dulu, orang yang terdekat dengannya,
bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah
perbuatan yang sesat dan bodoh. Beliau merasakan bahwa kebaktian kepada ayahnya
mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang
sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Dengan sikap yang sopan
dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan
dengan kata-kata yang halus ia datang kepada ayahnya dan menyampaikan bahwa ia
diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahwa ia telah diilhamkan
dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya
kepada ayahnya dengan lemah lembut apakah yang mendorongnya untuk menyembah
berhala seperti kaumnya, padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak
berguna sedikit pun, tidak dapat mendatangkan keuntungan bagi penyembahnya atau
mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa
penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang
memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bum. Ia berseru
kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya agar
berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang
menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan, memberi mereka rezeki
dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Aazar menjadi geram dan
marah mendengar kata-kata seruan puteranya, karena puteranya sendiri telah
berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk
meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang Nabi
Ibrahim bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya
dalam kata-kata yang kasar dan dalam makian seakan-akan tidak ada hubungan darah
diantara mereka. Ia berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: <i> </i></span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><i>"Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari
kepercayaan dan persembahanku? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan
kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau
membangkitkan amarahku dan coba mendurhakaiku. Jika engkau tidak menghentikan
penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan
memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku
tidak sudi bersama denganmu didalam suatu rumah di bawah satu atap. Pergilah
engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan
engkau."</i></span></span></blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Nabi Ibrahim menanggapi
kemarahan ayahnya, kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak
terhadap ayah, seraya berkata: <i>"Oh
ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari
Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah.
Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku untukmu."</i>
Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan
prihatin karena tidak berhasil mengangkat ayahnya dari lembah syirik dan kufur.
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b><span style="line-height: 115%;">Nabi
Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Kegagalan Nabi Ibrahim
dalam usahanya menyadarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya
karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam
jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik. Namun ia sadar
bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan
sepenuh hatinya agar ayahnya mendapat hidayah, bila belum dikehendaki oleh
Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Penolakan ayahnya
terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun
mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus
memberi penerangan kepada kaumnya untuk meninggalkan persembahan-persembahan
yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan
iman kepada Allah dan Rasul-Nya</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Nabi Ibrahim tidak
henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan berdakwah
tentang kepercayaan yang mereka anut dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata
bahwa bila mereka sudah tidak bisa menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil
yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan
kepercayaan mereka maka alasan yang usang yang mereka kemukakan yaitu bahwa mereka
hanya meneruskan apa yang oleh bapak-bapak dan nenek moyang mereka dilakukan
sebelumnya dan sesekali mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang
telah mereka warisi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Nabi Ibrahim pada
akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan berdakwah dengan kaumnya
yang berkepala batu dan yang tidak mau menerima keterangan dan bukti-bukti
nyata yang dikemukakan oleh beliau, mereka selalu berpegang pada satu-satunya
alasan bahwa mereka tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mereka,
walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mereka dan moyang mereka
keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Nabi Ibrahim kemudian
merencanakan akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang
dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan
patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak
dapat menyelamatkan dirinya sendiri.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Adalah sudah menjadi
tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon pada masa itu, setiap tahunnya mereka
keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai hari
keramat. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka,
berkemah dengan membawa bekal makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka
ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka kosong dan sunyi.
Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan
turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut
diajak ikut serta, tapi Nabi Ibrahim berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia
tinggal di rumah apalagi mereka merasa khawatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim
yang dibuat-buat itu akan menular di kalangan mereka bila ia ikut serta.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Ketika melihat kota
sudah kosong dari penduduknya, dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi
menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa
juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat
peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada sesembahan bunga-bunga dan makanan yang
berada di setiap kaki patung, berkata Nabi Ibrahim: <i> </i></span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><i>"Mengapa kamu tidak makan makanan yang lezat yang disaljikan bagi
kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu!."</i> </span></span></blockquote>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Kemudian ditendang,
dan dipukullah patung-patung itu dan dihancurkannya berkeping-keping dengan
kapak yang berada di tangannya. Patung yang paling besar ditinggalkannya utuh,
tidak diganggu dan pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Terperanjat dan
terkejutlah para penduduk, ketika mereka pulang dari berpesta ria di luar kota
dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan
menjadi potongan-potongan yang berserakkan di atas lantai. Bertanyalah salah satu
diantara mereka kepada yang lain: <i> </i></span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><i>"Siapakah
yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap
tuhan-tuhan persembahan mereka ini?"</i> Berkata salah seorang diantara mereka:
<i>"Ada kemungkinan bahwa orang yang
selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah
yang melakukan perbuatan yang berani ini."</i> Seorang yang lain menambah
keterangan dengan berkata: "<i>Dialah
yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota
sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu."</i> </span></span></blockquote>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Akhirnya terdapat kepastian yang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang
merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai
membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dapat
diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mereka. Suara marah, jengkel dan
kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku dimintai pertanggungjawabannya
dalam suatu pengadilan terbuka, dimana seluruh rakyat penduduk kota dapat ikut
serta menyaksikannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Dan memang itulah yang
diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di
mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara
demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mereka
yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan
yang ia bawa, bilamana diantara yang hadir ada yang bisa terbuka hatinya bagi
iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Hari pengadilan
ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berbondong-bondong mengujungi
padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Ketika Nabi Ibrahim
datang menghadap para hakim yang akan mengadili, ia disambut oleh para masyarakat
dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat marahnya para penyembah
berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Ditanyalah Nabi Ibrahim
oleh para hakim: </span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">"<i>Apakah engkau yang
melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?"</i> Dengan tenang
dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab: <i>"Patung
besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Coba tanya
saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya."</i> Para
hakim terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan
berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim mengejek mereka. Kemudian berkata si hakim:
<i>"Engkau tahu bahwa patung-patung itu
tidak dapat berbicara dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya
kepadanya?"</i> Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka
sebagai jawaban atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato
membentangkan kebathilan persembahan mereka, yang mereka pertahankan
mati-matian, semata-mata hanya karena adat dan warisan nenek-moyang. Berkata
Nabi Ibrahim kepada para hakim itu: <i>"Jika
demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat
berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa
manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari
kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan
persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal sehat bahwa
persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya dipahami oleh syaitan.
Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekitar
kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah
hinanya kamu dengan persembahan kamu itu."</i></span></span></blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Setelah selesai Nabi
Ibrahim menguraikan pidatonya itu, para hakim memutuskan bahwa Nabi Ibrahim
harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan
menghancurkan tuhan-tuhan mereka, maka berkatalah para hakim kepada rakyat yang
hadir menyaksikan pengadilan itu: "Bakarlah ia dan bela tuhanmu, jika kamu
benar-benar setia kepadanya." </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b><span style="line-height: 115%;">Nabi
Ibrahim Dibakar Hidup-hidup</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Keputusan pengadilan
telah dijatuhkan. Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam
api yang besar, sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara
pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat disiapkan. Tanah lapang
bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan
banyaknya tiap penduduk secara gotong-royong harus membawa kayu bakar sebanyak
yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mereka yang
telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Berduyun-duyunlah para
penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan
tanda bakti kepada tuhan mereka. Diantara terdapat para wanita yang hamil dan
orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperoleh
berkah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau
melindungi yang hamil di kala ia bersalin.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Setelah terkumpul kayu
bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta
tersusun laksana sebuah bukit, lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang
dahsyat. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didatangkan dan dari
atas sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang
menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:</span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"> <i>"Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi
Ibrahim."</i></span></span></blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"> Sejak keputusan hukuman
dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala
itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakal karena iman dan
keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi
makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang
demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam api yang dahsyat itu ia
merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan
rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan
pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh
oleh api, ini merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi
Ibrahim agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya
kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Para penonton upacara
pembakaran tercengang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang
sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan pakaiannya
yang tetap berada seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikitpun.
Mereka meninggalkan lapangan dalam keadaan heran seraya bertanya-tanya pada
diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang ajaib itu terjadi,
padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai
tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah. Ada sebagian dari mereka yang dalam hati
kecilnya mulai meragukan kebenaran agama mereka, namun tidak berani menunjukkan
rasa ragunya itu kepada orang lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mereka
merasa kecewa dan malu, karena hukuman yang mereka jatuhkan kepada diri Nabi
Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu
telah berakhir dengan kegagalan, sehingga mereka merasa malu kepada Nabi
Ibrahim dan para pengikutnya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Mukjizat yang diberikan
oleh Allah S.W.T. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran
dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebagian penduduk
terhadap persembahan dan patung-patung mereka, dan membuka banyak mata hati dari
mereka untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak
kurang dari mereka yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khawatir
akan mendapat kesusahan dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam
para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi murka bila mengetahui
bahwa pengaruhnya telah beralih ke pihak Nabi Ibrahim.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i><span style="line-height: 115%;">Waallahu
‘Alam </span></i></span></span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-69850181095510872192013-07-22T23:41:00.000-07:002013-07-22T23:43:14.708-07:00Pengetahuan Tentang Shalat Dhuha<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKWyHQ4u3mD99pnSvWQQtic6V9mMT8sfIxvRkjzLdg58uRpHdvAUDiRQG9vXVRjHc1KRjHbxgQ45XzkQ-PIGwdDs0uI3hekJGP687wxvu-l61amuq2y15UuBJSlTQHDJD7-WaWZUDx1Oo/s1600/sholat-dhuha.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="shalat dhuha" border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKWyHQ4u3mD99pnSvWQQtic6V9mMT8sfIxvRkjzLdg58uRpHdvAUDiRQG9vXVRjHc1KRjHbxgQ45XzkQ-PIGwdDs0uI3hekJGP687wxvu-l61amuq2y15UuBJSlTQHDJD7-WaWZUDx1Oo/s400/sholat-dhuha.jpg" title="" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b><br /></b></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>Waktu Shalat dhuha</b></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b> </b></span></span>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Telah terjadi perbedaan
dikalangan fuqaha didalam batasan <b><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/07/pengetahuan-tentang-shalat-dhuha.html">shalat dhuha</a></b> secara umum. Jumhur ulama
berpendapat bahwa waktu shalat dhuha dimulai dari ketika matahari mulai
meninggi hingga sedikit sebelum tergelincir selama belum masuk waktu yang
dilarang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Imam Nawawi didalam <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span>ar
Raudhah<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span> mengatakan, "Para sahabat kami (madzhab Syafi<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>i)
berpendapat, waktu shalat dhuha berawal dari terbit matahari dan dianjurkan
agar mengakhirkannya hingga ia meninggi.<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Hal itu ditunjukkan oleh
riwayat Imam Ahmad dari Abu Murrah ath Thoifi berkata bahwa Rasulullah
shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>ala
berfirman, <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>Wahai anak Adam, janganlah kalian lemah dari
melaksanakan empat rakaat dari permulaan siangmu yang akan mencukupkanmu di
akhir siangnya."</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Namun al Adzra<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>i
berpendapat bahwa apa yang dinukil itu dari para sahabatnya (madzhab Syafi<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>i)
itu tedapat catatan, yang terkenal dari pendapat pertama mereka <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span>yaitu
pendapat jumhur<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span> (al Mausu<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>ah al Fiqhiyah juz II
hal 9730)</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dengan demikian waktu shalat
dhuha dimulai kira-kira sejak maahari mulai naik kira-kira sepenggalah hingga
sedikit sebelum masuknya waktu zhuhur atau sekitar 15 menit setelah waktu
syuruq hingga 15 menit sebelum masuk waktu zhuhur.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>Jumlah Rakaat Shalat Dhuha</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Adapun tentang rakaatnya maka
tidak ada perbedaan dikalangan fuqaha yang mengatakan sunnahnya shalat dhuha
berpendapat bahwa paling sedikit rakaat shalat dhuha adalah dua rakaat.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Diriwayatkan dari Abu Dzarr
bahwa Nabi shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi wasallam bersabda, "Setiap pagi dari
persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah,
setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir
sedekah, setiap amar ma<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>ruf nahi munkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi
dengan dua rakaat dhuha."</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Namun terjadi perbedaan
dikalangan mereka tentang maksimal rakaatnya :</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Para ulama Maliki dan Hambali
berpendapat bahwa maksimal rakaat shalat dhuha adalah delapan rakaat
berdasarkan riwayat Ummu Hani<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span> bahwa Nabi
shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi wasallam pernah memasuki rumahnya pada saat
penaklukan Makkah, kemudian Beliau shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi
wasallam shalat delapan raka<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>at" seraya
menjelaskan, "Aku belum pernah sekalipun melihat Beliau melaksanakan
shalat yang lebih ringan dari pada saat itu, namun Beliau tetap menyempurnakan
ruku<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span> dan sujudnya."</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Para ulama Maliki ini juga
menegaskan makruh melebihkan dari delapan rakaat jika seseorang meniatkan
shalat dhuha bukan niat sunnah mutlak. Mereka juga menyebutkan bahwa yang
paling moderat dari shalat dhuha adalah enam rakaat.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sedangkan para ulama Hanafi
dan Syafi<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>i <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">—</span>pendapat yang marjuh<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">—</span>
serta Ahmad <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">—</span>dalam satu riwayat darinya<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">—</span>
bahwa maksimal dari shalat dhuhah adalah dua belas rakaat, berdasarkan apa yang
diriwayatkan oleh at Tirmidzi dan an Nasa<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>I dengan sanadnya
yang didalamnya terdapat kelemahan bahwa Nabi shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi
wasallam bersabda, <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span>Barangsiapa yang melaksanakan shalat dhuha sebanyak
dua belas rakaat maka Allah (akan) membangunkan baginya istana dari emas di
surga.<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span> Ibnu Abidin menukil dari <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span>Syarh
al Maniyah<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span> dan menegaskan bahwa hadits lemah bisa diamalkan
didalam perkara-perkara keutamaan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Al Hashkafi dari kalangan
Hanafi menukil dari <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>adz Dzakha<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>ir al Asyraqiyah<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span>
menyebutkan bahwa yang moderat adalah delapan rakaat dan inilah yang paling utama,
berdasarkan perbuatan dan perkataan Nabi shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi
wasallam sedangkan tentang maksimalnya hanyalah melalui perkataaan beliau
shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi wasallam saja.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Adapun dikalangan para ulama
Syafi<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>i telah terjadi perbedaan didalam berbagai ungkapan
mereka tentang maksimal rakaat shalat dhuha. Imam Nawawi didalam <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span>al
Minhaj<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span> menyebutkan bahwa maksimalnya adalah dua belas rakaat
sementara dia menyalahinya didalam kitab <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span>Syarh al Muhadzab<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span>,
dia menyebutkan dari kebanyakan ulama bahwa maksimal adalah delapan rakaat.
Beliau menyebutkan juga didalam <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span>Raudhah ath Thalibin<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span>
bahwa yang paling utama adalah delapan rakaat sedangkan maksimalnya adalah dua
belas rakaat dengan mengucapkan salam di setiap dua rakaat.<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span>
(al Mausu<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>ah al Fiqhiyah juz II hal 9730 <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">–</span>
9731)</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>Doa Khusus Pada Shalat Dhuha</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tidak ada doa-doa khusus pada
shala dhuha. Dibolehkan bagi setiap muslim untuk berdoa dengan doa-doa yang
dikehendakinya selama tidak ada dosa didalamnya dan memutuskan silaturahim baik
doa-doa yang matsur dari Nabi shallallahu <span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘</span>alaihi wasallam atau
doa-doa yang mudah bagi dirinya. Akan tetapi doa yang matsur lebih utama jika
ia hafal. (Markaz al Fatwa No. 65406)</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>Shalat Isyraq</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Para ulama menyamakan antara
shalat isyraq dengan shalat dhuha. Meksipun ada yang sedikit membedakan
diantara keduanya yaitu jika shalat itu dikerjakan diawal waktu yaitu ketika
matahari mulai terangkat kira-kira sepenggalah maka ia disebut shalat isyraq
sedangkan jika dikerjakan di tengah-tengah atau akhir waktu maka ia disebut
shalat dhuha.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Wallahu A<span style="font-family: "MS Mincho"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">’</span>lam
</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sumber : <b>eramuslim</b></span></span></div>
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-36328734520356848432013-07-11T08:02:00.000-07:002013-07-11T08:37:06.679-07:00Keutamaan-Keutamaan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisbLjKff7skUYvy4x-rocvPcn6XHIIGdqAMBXBkM9YckpNDlxR0C5odBdYoKwIM0r02dKfUiNffLtYE0-lMokbI3xlV9MtqQrzCtpMMrzZAg_itaXCfUNbDyYV9oGZJktaSISDXZ3xZP8/s1600/keutamaan-keutamaan-shalat-tarawih-di-bulan-ramadhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisbLjKff7skUYvy4x-rocvPcn6XHIIGdqAMBXBkM9YckpNDlxR0C5odBdYoKwIM0r02dKfUiNffLtYE0-lMokbI3xlV9MtqQrzCtpMMrzZAg_itaXCfUNbDyYV9oGZJktaSISDXZ3xZP8/s400/keutamaan-keutamaan-shalat-tarawih-di-bulan-ramadhan.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
Dari Ali bin Abi Thalib R.A bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanya
tentang <b><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/07/keutamaan-keutamaan-shalat-tarawih-di-bulan-ramadhan.html">keutamaan-keutamaan shalat tarawih di bulan Ramadhan</a>.</b> Kemudian beliau
bersabda:<br />
<br />
<br />
1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.<br />
<br />
2. Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.<br />
<br />
3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy:
“Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.”<br />
<br />
4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).<br />
<br />
5. Pada malam kelima, Allah Ta’ala memberikan pahala seperti pahala
orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.<br />
<br />
6. Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang
berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan
cadas.<br />
<br />
7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.<br />
<br />
8. Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin as<br />
<br />
9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi saw.<br />
<br />
10. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.<br />
<br />
11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.<br />
<br />
12. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.<br />
<br />
13. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.<br />
<br />
14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi
kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah
tidak menghisabnya pada hari kiamat.<br />
<br />
15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.<br />
<br />
16. Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.<br />
<br />
17. Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.<br />
<br />
18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba
Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”<br />
<br />
19. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.<br />
<br />
20. Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada
(orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).<br />
<br />
21. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.<br />
<br />
22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.<br />
<br />
23. Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.<br />
<br />
24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.<br />
<br />
25. Pada malam kedua puluh lima , Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.<br />
<br />
26. Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.<br />
<br />
27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.<br />
<br />
28. Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.<br />
<br />
29. Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.<br />
<br />
30. Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : “Hai hamba-Ku,
makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari
telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.” <br />
<br />
Semoga amal ibadah puasa kita dan yang lainnya diterima oleh Allah SWT. amin<br />
<br />
<b>Sumber</b> : <b>Hadist dari Kitab Duratun Nasihin</b>, Bab Keistimewaan Bulan Ramadhan.<br />
<br />Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0Jakarta, Republic of Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.464102 106.52244850000005 -5.958986 107.16789550000004tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-1384252202545570782013-07-02T09:16:00.000-07:002013-07-05T08:27:03.081-07:00Hal Yang Harus Diketahui Tentang Puasa<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="350" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuKEyRdpjCMSZ1hNHI8ePbXe33Jrsy86Gwd7xPISquSBrJJ5blZ0Tvlw863PKXwDPRMG6i1AcW-Q1NU7beCUw4nEfB5dKv-P-l8kJ1ZQtVsgqJZJRmmGxaaaGMo_XtQV69e1IAS-9_Nps/s400/ramdhan.jpg" width="400" /></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa Puasa Itu ? </span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Puasa ialah menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar sehingga
terbenamnya matahari.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<b>Hukum Puasa</b></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
1. Hukum puasa terbahagi kepada tiga yaitu :</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
2. Puasa pada bulan Ramadhan. ( Wajib )</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Puasa pada hari-hari tertentu. ( Sunnah
)</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Puasa pada hari-hari yang dilarang
berpuasa. ( Haram )</span></span></span><br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarat Wajib Puasa</span></b></span></span></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Beragama Islam </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Baligh (telah mencapai umur
dewasa) </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Berakal </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Berupaya untuk mengerjakannya. </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Sehat </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Tidak musafir</span></span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarat Wajibnya Penunaian Puasa</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Syarat wajib penunaian puasa, artinya ketika ia mendapati waktu tertentu, maka
ia dikenakan kewajiban puasa. Syarat yang dimaksud adalah sebagai berikut.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
1. Sehat, tidak dalam keadaan sakit.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
2. Menetap, tidak dalam keadaan bersafar. Dalil kedua syarat ini adalah firman
Allah <i>Ta’ala</i>,</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَمَنْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">كَانَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَرِيضًا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَوْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَلَى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سَفَرٍ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَعِدَّةٌ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَيَّامٍ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أُخَرَ</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
“<i>Dan barangsiapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain</i>” (QS. Al Baqarah: 185). Kedua syarat ini
termasuk dalam syarat wajib penunaian puasa dan bukan syarat sahnya puasa dan
bukan syarat wajibnya qodho’ puasa. Karena syarat wajib penunaian puasa di sini
gugur pada orang yang sakit dan orang yang bersafar. Ketika mereka tidak
berpuasa saat itu, barulah mereka qodho’ berdasarkan kesepakatan para ulama.
Namun jika mereka tetap berpuasa dalam keadaan demikian, puasa mereka tetap
sah.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
3. Suci dari haidh dan nifas. Dalilnya adalah hadits dari Mu’adzah, ia pernah
bertanya pada ‘Aisyah <i>radhiyallahu ‘anha</i>. Hadits tersebut adalah,</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَنْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مُعَاذَةَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">قَالَتْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سَأَلْتُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَائِشَةَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَقُلْتُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بَالُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الْحَائِضِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">تَقْضِى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الصَّوْمَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَلاَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">تَقْضِى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الصَّلاَةَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَقَالَتْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَحَرُورِيَّةٌ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَنْتِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">قُلْتُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">لَسْتُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بِحَرُورِيَّةٍ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَلَكِنِّى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَسْأَلُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">قَالَتْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">كَانَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يُصِيبُنَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ذَلِكَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَنُؤْمَرُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بِقَضَاءِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الصَّوْمِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَلاَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">نُؤْمَرُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بِقَضَاءِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الصَّلاَةِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Dari Mu’adzah dia berkata, “<i>Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata,
‘Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’
shalat?’ Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘ Aku
menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab,
‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’
puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat’</i>.” Berdasarkan
kesepakatan para ulama pula, wanita yang dalam keadaan haidh dan nifas tidak
wajib puasa dan wajib mengqodho’ puasanya. </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Rukun Puasa</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Berdasarkan kesepakatan para ulama, rukun puasa adalah menahan diri dari
berbagai pembatal puasa mulai dari terbit fajar (yaitu fajar shodiq) hingga
terbenamnya matahari. Hal ini berdasarkan firman Allah <i>Ta’ala</i>,</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَكُلُوا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَاشْرَبُوا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">حَتَّى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يَتَبَيَّنَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">لَكُمُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الْخَيْطُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الْأَبْيَضُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الْخَيْطِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الْأَسْوَدِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الْفَجْرِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ثُمَّ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَتِمُّوا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الصِّيَامَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">إِلَى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّيْلِ</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
“<i>Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam</i>.”
(QS. Al Baqarah: 187). </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Yang dimaksud dari ayat adalah, terangnya siang dan gelapnya malam dan bukan
yang dimaksud benang secara hakiki.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Dari ‘Adi bin Hatim ketika turun surat Al Baqarah ayat 187, Nabi <i>shallallahu
‘alaihi wa sallam</i> berkata padanya,</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">إِنَّمَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ذَاكَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بَيَاضُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">النَّهَارِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سَوَادِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّيْلِ</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
“<i>Yang dimaksud adalah terangnya siang dari gelapnya malam</i>”. Nabi <i>shallallahu
‘alaihi wa sallam</i> mengatakan seperti itu pada ‘Adi bin Hatim karena
sebelumnya ia mengambil dua benang hitam dan putih. Lalu ia menanti kapan
muncul benang putih dari benang hitam, namun ternyata tidak kunjung nampak.
Lantas ia menceritakan hal tersebut pada Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa
sallam</i>, kemudian beliau pun menertawai kelakukan ‘Adi bin Hatim.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<b>Wajib Berniat Sebelum Fajar</b></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Dalilnya adalah hadits dari Ibnu Umar <i>radhiyallahu ‘anhuma </i>dari Hafshoh
–istri Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>-, Nabi <i>shallallahu ‘alaihi
wa sallam</i> bersabda,</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَنْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">لَمْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يُجْمِعِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الصِّيَامَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">قَبْلَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الْفَجْرِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَلاَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">صِيَامَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">لَهُ</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
“<i>Barangsiapa siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka puasanya tidak sah</i>.”
</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Syarat ini adalah <span style="color: black;">syarat</span><span style="color: blue;"> </span>puasa wajib menurut ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan
Hambali. Yang dimaksud dengan berniat di setiap malam adalah mulai dari
tenggelam matahari hingga terbit fajar. </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Adapun dalam puasa sunnah boleh berniat setelah terbit fajar menurut mayoritas
ulama. Hal ini dapat dilihat dari perbuatan Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa
sallam</i>. Dalil masalah ini adalah hadits ‘Aisyah berikut ini. ‘Aisyah
berkata,</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">دَخَلَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَلَىَّ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">النَّبِىُّ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> -</span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">صلى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الله</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عليه</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وسلم</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ذَاتَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يَوْمٍ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَقَالَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> « </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">هَلْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عِنْدَكُمْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">شَىْءٌ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ». </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَقُلْنَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">لاَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">قَالَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> « </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَإِنِّى</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">إِذًا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">صَائِمٌ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ». </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ثُمَّ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَتَانَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يَوْمًا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">آخَرَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَقُلْنَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">رَسُولَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّهِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أُهْدِىَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">لَنَا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">حَيْسٌ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَقَالَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> « </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَرِينِيهِ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَلَقَدْ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَصْبَحْتُ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">صَائِمًا</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ». </span><span style="font-family: "inherit","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَأَكَلَ</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
“<i>Pada suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemuiku dan
bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” Kami menjawab, “Tidak ada.” Beliau
berkata, “Kalau begitu, saya akan berpuasa.” Kemudian beliau datang lagi pada
hari yang lain dan kami berkata, “Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah
berupa Hais (makanan yang terbuat dari kurma, samin dan keju).” Maka beliau pun
berkata, “Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi tadi aku berpuasa</i>.”</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
An Nawawi <i>rahimahullah </i>mengatakan, “Ini adalah dalil bagi mayoritas
ulama, bahwa boleh berniat di siang hari sebelum waktu zawal (matahari bergeser
ke barat) pada puasa sunnah.” Di sini disyaratkan bolehnya niat di siang hari
yaitu sebelum niat belum melakukan pembatal puasa. Jika ia sudah melakukan
pembatal sebelum niat (di siang hari), maka puasanya tidak sah. Hal ini tidak
ada perselisihan di dalamnya. </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Niat ini harus diperbaharui setiap harinya. Karena puasa setiap hari di bulan
Ramadhan masing-masing hari berdiri sendiri, tidak berkaitan satu dan lainnya,
dan tidak pula puasa di satu hari merusak puasa hari lainnya. Hal ini berbeda
dengan raka’at dalam shalat. </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Niat puasa Ramadhan harus ditegaskan (jazm) bahwa akan berniat puasa Ramadhan.
Jadi, tidak boleh seseorang berniat dalam keadaan ragu-ragu, semisal ia
katakan, “Jika besok tanggal 1 Ramadhan, berarti saya tunaikan puasa wajib.
Jika bukan 1 Ramadhan, saya niatkan puasa sunnah”. Niat semacam ini tidak
dibolehkan karena ia tidak menegaskan niat puasanya. Niat itu pun harus dikhususkan
(dita’yin) untuk puasa Ramadhan saja tidak boleh untuk puasa lainnya.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>Sunat Berpuasa</b></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Melambatkan bersahur</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Membaca doa berbuka puasa</span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>Hal yang membatalkan Puasa</b></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Muntah dengan sengaja</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. kedatangan haid atau nifas</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Melahirkan anak atau keguguran</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Gila walaupun sekejap</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8. Murtad atau keluar daripada agama Islam</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>Hari yang Disunatkan Berpuasa</b></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Hari Senin dan Kamis</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Hari putih (setiap 13, 14, dan 15 hari dalam bulan Islam)</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Hari Arafah (9 Zulhijjah) bagi orang yang tidak mengerjakan haji</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Enam hari dalam bulan Syawal</span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>Hari yang diharamkan Berpuasa</b></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Hari raya Idul Fitri (1 Syawal) </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Hari raya Idul Adha (10 Zulhijjah)</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Hari Tasrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)</span></span></span><br />
<ol>
</ol>
</div>
<ul type="disc">
</ul>
<ol>
</ol>
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-69002306069961353612013-06-28T00:09:00.005-07:002013-06-28T22:01:19.486-07:00Mempersiapkan Diri Dalam Menyambut Bulan Ramadhan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN_jv1NyswG7xrzeCMZeSyNGmiJ_ye5pKjGUMiXa6u7EAAyLzP-XNCY7Pl1Eg6iQOSdH4C69vmGu-4GkGjCbqCJM9YJmuCJZ9Y3HR9An-UhHnKHR5alrKyRkmD7XiN1ktY_Js8_jjssNc/s1600/ramadhan.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Mempersiapkan Diri Dalam Menyambut Bulan Ramadhan" border="0" height="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN_jv1NyswG7xrzeCMZeSyNGmiJ_ye5pKjGUMiXa6u7EAAyLzP-XNCY7Pl1Eg6iQOSdH4C69vmGu-4GkGjCbqCJM9YJmuCJZ9Y3HR9An-UhHnKHR5alrKyRkmD7XiN1ktY_Js8_jjssNc/s400/ramadhan.gif" title="" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mempersiapkan Diri Dalam Menyambut Bulan Ramadhan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tinggal beberapa hari lagi Insya Allah
kita akan memasuki <b>bulan ramadhan</b>, sudahkah kita mempersiapkan diri
kita untuk menyambut bulan yang penuh berkah dengan maksimal?</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Semoga
tulisan berikut bisa menjadi inspirasi untuk <b><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/06/mempersiapkan-diri-dalam-menyambut-bulan-ramadhan.html">mempersiapkan diri dalam menyambut bulan ramadhan</a></b> sehingga kita bisa mendapat kebaikan dan
keberkahan secara maksimal di bulan ramadhan dengan manjadi manusia yang
bertaqwa kepada Allah ta'ala. Aamiin.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">1. Berdoalah agar
Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan
Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa
melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat,
tilawah, dan dzikir.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah
saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”<i>Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan</i>.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Para
salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia
bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah
masuk awal <b>bulan Ramadhan</b>, mereka berdoa kepada Allah, ”<i>Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha</i>.”
Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan,
keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik
agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab <i>Adzkar</i>-nya
berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan
diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai
tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan
keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada
seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan
ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam
kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah
sebagai bentuk syukur.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">3. Bergembiralah dengan kedatangan
bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada
para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada
kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan
kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu
surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Salafush-shalih
sangat memperhatikan bulan Ramadhan. Mereka sangat gembira dengan
kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan
bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya
rahmat.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan
manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat.
Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa
membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">5.
Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa
jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan
agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas
kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang
demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">6.
Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di <b>bulan Ramadhan</b>. Wajib
bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib
mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa
kita benar dan diterima oleh Allah. Apabila ibadah tanpa dilandasi dengan ilmu makan amal ibadahnya akan tertolak. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an
surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">7. Sambut Ramadhan dengan tekad
meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari
segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman,
supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">8. Siapkan
jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses
tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan,
hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk
melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">10.
Sambutlah Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada
Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan
melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada
orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan
silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling
bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ditulis Oleh<a href="https://www.facebook.com/notes/gatot-koco/10-langkah-persiapan-ramadhan/10150241311326471"> Gatot Koco</a></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Editor Oleh <a href="mailto:antoni.lianto@gmail.com">Antoni CLianto</a> </span></span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-26740441304287128132013-06-20T10:03:00.000-07:002015-05-17T02:23:46.215-07:0040 Keistimewaan Wanita Menurut Islam<a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/06/40-keistimewaan-wanita-menurut-islam.html" target="_blank"><b>Keistimewaan Wanita Menurut Islam</b></a>, do’a wanita lebih makbul daripada do’a pria
karena sifat penyayang seorang wanita yang lebih kuat daripada pria.
Ketika ditanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan hal
tersebut, jawab baginda: “Ibu (wanita) lebih penyayang daripada bapak
(pria) dan do’a orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp7xpZgFwFQRTuXzv3nj2NZL83zRqVq0HXabq2iApt44shc0A3cocINZTjybXwStslR7n_ILIHAmIqhW638vzFIJabsi6kWK_23V5n0PyX2ZKJ2CcjCFWZlVtzKqaL7Mp0UfDAr1vnnWA/s1600/Hikmah14-Wanita_Penghuni_Surga.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="40 Keistimewaan Wanita Menurut Islam" border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp7xpZgFwFQRTuXzv3nj2NZL83zRqVq0HXabq2iApt44shc0A3cocINZTjybXwStslR7n_ILIHAmIqhW638vzFIJabsi6kWK_23V5n0PyX2ZKJ2CcjCFWZlVtzKqaL7Mp0UfDAr1vnnWA/s400/Hikmah14-Wanita_Penghuni_Surga.jpg" title="" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Berikut adalah <b><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/06/40-keistimewaan-wanita-menurut-islam.html">40 Keistimewaan Wanita Menurut Islam</a></b> :<br />
<br />
1. Wanita yang sholehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang sholeh.<br />
<br />
2.
Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama
orang yang senantiasa menangis karena takut Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dan orang yang takut Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan diharamkan api
neraka ke atas tubuhnya.<br />
<br />
3. Barang siapa yang membawa
hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada
keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan
anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyukakan
anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail ‘alaihi
sallam.<br />
<br />
4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) di dalam syurga.<br />
<br />
5.
Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan
atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap
ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh
rasa taqwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.<br />
<br />
6.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu
dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka
mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.”<br />
<br />
7. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.<br />
<br />
8. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.<br />
<br />
9.
Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu
neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari pintu manapun yang
dia kehendaki dengan tidak dihisab.<br />
<br />
10. Wanita yang taat
akan suaminya, semua ikan-ikan dilaut, burung di udara, malaikat di
langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia
taat kepada suaminya dan saudara suaminya (serta menjaga sholat dan
puasanya).<br />
<br />
11. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Aku
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, siapakah yang
lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa
pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam “Ibunya.”<br />
<br />
12. Perempuan
apabila sholat lima waktu, puasa pada bulan Ramadan, memelihara
kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga
mana saja yang dia kehendaki.<br />
<br />
13. Tiap perempuan yang
menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala
memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10.000
tahun).<br />
<br />
14. Apabila seseorang perempuan mengandung janin
dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000
kebaikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.<br />
<br />
15.
Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah
Subhanahu Wa Ta’ala mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada
jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.<br />
<br />
16. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.<br />
<br />
17. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.<br />
<br />
18.
Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit,
maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberinya pahala seperti memerdekakan 70
orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.<br />
<br />
19. Seorang wanita sholehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.<br />
<br />
20. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1.000 pria yang jahat.<br />
<br />
21. 2 rakaat sholat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat sholat wanita yang tidak hamil.<br />
<br />
22.
Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya dari
badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada
tiap-tiap titik susu yang diberikannya.<br />
<br />
23. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang kerumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala layaknya berjihad.<br />
<br />
24.
Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat
istrinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.<br />
<br />
25.
Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan
kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih
awal daripada suaminya, akan menjadi pemimpin 70.000 malaikat dan
bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu
suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.<br />
<br />
26.
Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang
sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia
menghibur hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadah.<br />
<br />
27. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan dido’akan oleh binatang itu dengan do’a keberkahan.<br />
<br />
28. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkahkan rezekinya.<br />
<br />
29. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.<br />
<br />
30. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.<br />
<br />
31. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadah pada malam hari.<br />
<br />
32.
Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun sholat dan puasa dan
setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengaruniakan satu pahala
haji.<br />
<br />
33. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan ditimbang sebagai mati syahid.<br />
<br />
34. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun sholat.<br />
<br />
35.
Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo (2 tahun), maka
malaikat-malaikat dilangit akan menyampaikan berita bahwa syurga wajib
baginya.<br />
<br />
36. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun sholat dan puasa.<br />
<br />
37.
Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola
emas dan jika wanita memijat suaminya tapi atas suruhannya akan mendapat
pahala 7 tola perak.<br />
<br />
38. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.<br />
<br />
39. Jika suami mengajarkan istrinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadah.<br />
<br />
40.
Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akherat, tetapi
Allah akan datang sendiri kepada wanita yang menutup auratnya yaitu
yang memakai purdah di dunia ini dengan istiqomah.<br />
<br />
Wallahua’lam bish Shawwab.
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-25951409726979566002013-06-18T07:07:00.001-07:002013-06-18T07:07:36.314-07:007 Golongan Yang Dilindungi Oleh Allah SWT Dari Panas Matahari di Padang Mahsyar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-size: small;">Di hari akhir nanti, tepatnya pada saat kita semua dikumpulkan di padang Mahsyar, tidak ada lagi penolong bagi kita kecuali Allah SWT dan syafaat Rasulullah SAW. Kita semua tidak tahu bagaimana keadaan kita semua di sana nantinya, Dikatakan pula bahwa di padang Mahsyar jarak antara kita dengan matahari hanya “sejengkal”. Tidak bisa dibayangkan bukan, matahari yang sekarang berjarak ratusan juta kilometer saja kita sudah merasakan panas yang luar biasa, apalagi kalau sampai hanya satu jengkal, pasti luar biasa panasnya. Namun, sebagai seorang muslim kita jangan takut duluan terhadap hal itu, karena nantinya akan ada <a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/06/7-golongan-yang-dilindungi-oleh-allah-di-padang-mahsyar.html"><b>7 golongan yang dilindungi oleh Allah SWT dari panas matahari yang luar biasa</b> <b>di Padang </b></a></span><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/06/7-golongan-yang-dilindungi-oleh-allah-di-padang-mahsyar.html"><b>Mahsyar</b></a> adalah</span> golongan-golongan itu disebutkan di dalam hadits Rasulullah SAW yang berbunyi sebagai berikut :</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTfI2IY7LFBE5NJD1PzPdYDUvrQQMUEiLCGwC_mpfcuDfP4r4jUIgx5vBPPcbTQS4DggiVk9OL2gS-x82kQ_-z6jP3CJ-qKtrsULFCBOhtB2LDM6WGqDv63oy4xvPVJxV9hUKncSQA-z4/s1600/golongan-yang-dilindungi-oleh-allah-di-padang-mahsyar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="311" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTfI2IY7LFBE5NJD1PzPdYDUvrQQMUEiLCGwC_mpfcuDfP4r4jUIgx5vBPPcbTQS4DggiVk9OL2gS-x82kQ_-z6jP3CJ-qKtrsULFCBOhtB2LDM6WGqDv63oy4xvPVJxV9hUKncSQA-z4/s400/golongan-yang-dilindungi-oleh-allah-di-padang-mahsyar.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-size: small;"><br />“Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya. Pada hari itu, tidak ada naungan, kecuali nanungan Allah. Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid, dua orang yang saling mengasihi karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata : (Aku takut kepada Allah), seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga menetes air matanya.” (HR Bukhori)<br /><br />Dari hadits di atas, berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya :</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>Pemimpin yang adil</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Pemimpin atau khalifah adalah seseorang yang diberi amanah dan tanggung jawab untuk mengurusi umat atau rakyatnya. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, karena kita harus memperhatikan dengan benar syariat Islam yang berhubungan dengan kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang baik, bukan pemimpin yang zalim. Hal yang selalu dituntut dari seorang pemimpin adalah keadilan. Bagaimana ia bisa berlaku adil terhadap kaum atau rakyatnya, sehingga semua rakyatnya dapat hidup dengan sejahtera, aman, dan tidak merasakan adanya ketidakadilan. Rasulullah SAW adalah seorang teladan yang sangat luar biasa sebagai khalifah, beliau dapat memimpin kaumnya dengan bijaksana dan penuh keadilan, itulah yang seharusnya di contoh oleh seorang pemimpin terutama di masa sekarang ini. Apabila seorang pemimpin dapat berlaku adil terhadap rakyatnya, maka Insya Allah, Allah akan memberikan naungan kepadanya di yaumul Akhir nanti.</span><span style="font-size: small;"><b> </b></span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>Pemuda Yang Senantiasa Beribadah Kepada Allah SWT</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Masa muda adalah masa yang paling berpengaruh dalam kehidupan kita kedepannya. Pada masa ini kita sudah harus bersiap merancang masa depan kita. Masa ini adalah masa di mana seseorang biasanya masih labil namun di masa inilah kita memiliki energi dan stamina yang bisa dibilang sangat fit dan penuh. Namun sangat disayangkan, sekarang ini anak-anak muda banyak yang melupakan jati diri mereka sebagai seorang makhluk ciptaan Allah SWT yang lemah dan tidak berdaya apa-apa tanpa-Nya. Anak muda banyak menghabiskan waktu mereka hanya untuk hal-hal duniawi yang tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan hanya menimbulkan kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah SWT. Padahal, seharusnya di masa ini kita harus memaksimalkan diri kita untuk beribadah kepada Allah SWT dengan energi pemuda yang fit itu karena tidak ada yang tahu kapan kita akan dipanggil oleh Allah SWT. Pemuda seperti inilah yang akan mendapatkan naungan oleh Allah SWT.</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>Seseorang Yang Hatinya Terpaut Dengan Masjid-masjid</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Masjid adalah Baitullah atau rumah Allah. Masjid merupakan tempat beribadah yang seharusnya menjadi tempat favorit kita dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain. Pada saat adzan berkumandang, hendaknya kita segera mengambil air wudhu dan pergi ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah karena banyak sekali hikmah di balik itu semua. Karena sesungguhnya shalat berjamaah di masjid merupakan sesuatu yang wajib bagi muslim laki-laki, sedangkan bagi muslim perempuan lebih utama shalat di rumah. Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa masjid adalah tempat ibadah yang hanya dijadikan tempat untuk shalat semata. Padahal masjid juga bisa dijadikan tempat yang lebih dari sekedar tempat ibadah. Ingat saja pada zaman Rasulullah SAW, masjid pada saat itu bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, tempat penyusunan strategi perang, sebagai tempat pengobatan, sebagai tempat tinggal dan bahkan sebagai penjara. Banyak sekali bukan manfaat dari masjid atau mushola. Oleh karena itu, hendaknya mulai sekarang kita membiasakan diri pergi ke masjid dan menjadikan masjid sebagai rumah kedua bagi kita, dengan begitu maka hati kita akan senantiasa merasa rindu dengan masjid-masjid.</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>Dua Orang Yang Saling Mengasihi Karena Allah SWT</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Dua orang yang saling mengasihi karena Allah juga merupakan salah satu golongan yang mendapat naungan dari Allah SWT. Mereka saling mengasihi bukan karena kelebihan yang mereka miliki, namun mereka saling mengasihi karena Allah SWT. Mereka bertemu dan berpisah karena Allah SWT. Namun, sekarang banyak sekali orang yang mengasihi orang lain bukan karena Allah SWT, namun karena kecantikan atau ketampanannya, karena hartanya, atau karena kedudukannya. Hal ini adalah hal yang tidak dibenarkan dalam Islam. Kasih yang hakiki di dalam Islam adalah mengasihi karena Allah SWT.</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>Seorang Laki-laki Yang Menolak Ajakan Perempuan Untuk Berzina</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Golongan yang satu ini mungkin adalah golongan yang paling langka dan jarang sekali di temukan, apalagi pada zaman sekarang ini. Bagaimana tidak, karena seorang wanita dapat membutakan mata hati seorang lelaki. Apabila ada seorang wanita yang cantik, kaya, dan memiliki kedudukan, lalu ia mengajak seorang lelaki untuk melakukan perbuatan yang dimurkai Allah SWT tetapi sang lelaki menolak, dan ia mengatakan aku takut kepada Allah SWT, maka lelaki ini adalah salah seorang yang akan di berikan naungan oleh Allah SWT di padang Mahsyar. Kisah ini dapat kita pelajari dari kisah Nabi Yusuf AS.</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>Seseorang Yang Bersedekah Secara Sembunyi-Sembunyi</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Sedekah adalah amal yang sangat besar pahala dan manfaatnya. Allah SWT menjanjikan kepada kita semua bahwa apabila kita bersedekah satu kali, maka Allah akan membalasnya sepuluh kali dari apa yang kita sedekahkan. Maka dari itu, orang yang bersedekah tidak akan jatuh miskin karena dengan bersedekah harta kita bukannya berkurang, namun justru terus bertambah. Namun, sedekah yang baik adalah diawali dengan niat yang baik pula, yaitu dengan mengharap ridho Allah, jangan dampai kita bersedekah hanya untuk dilihat oleh orang lain, dan memperlihatkan apa yang kita sedekahkan, karena hal itu sudah menyalahi syariat dan sedekahnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sedekah yang paling baik adalah sedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai diisyaratkan hingga tangan kiri kita tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanan kita.</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>Seseorang Yang Berdzikir Kepada Allah Hingga Menangis</b></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;">Golongan terakhir yang akan mendapat naungan Allah SWT adalah orang yang senantiasa berdzikir menyebut namanya di kala sendiri hingga meneteskan air mata. Ia menyadari betul akan kebesaran Allah SWT dan mengingat dosa-dosa yang telah dilakukannya. Ia berdzikir dengan ikhlas dan penuh harap kepada Allah SWT. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berdzikir mengingat Allah SWT dan menyesali dosa-dosa yang telah kita lakukan kepada Allah SWT.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Semoga kita salah satu dari sekian banyak orang yang mendapatkan naungan Allah SWT di padang masyar kelak. </span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-70325610628836732342013-06-15T18:50:00.002-07:002013-06-15T18:50:15.642-07:00Keutamaan Dan Amalan-Amalan Bulan Sya'ban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgScZ_j3nILjq_epLU_1_ChEQ_o-r6_70gGVlyZxavwiOnXZufG3D1t6bJMwYMI5kHEXmbazXSa0ikqqvzh5Fi8CWITafyRUDTpIC32rUZ8APJ8YH6RhbGm3VYIkjM31i3RxkMv15KZCmI/s1600/syaban.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keutamaan Dan Amalan-Amalan Bulan SYA’BAN" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgScZ_j3nILjq_epLU_1_ChEQ_o-r6_70gGVlyZxavwiOnXZufG3D1t6bJMwYMI5kHEXmbazXSa0ikqqvzh5Fi8CWITafyRUDTpIC32rUZ8APJ8YH6RhbGm3VYIkjM31i3RxkMv15KZCmI/s400/syaban.jpg" title="" width="382" /></a></div>
<ul>
<li><b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Pengertian Sya’ban</span></span></b>
</li>
</ul>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Menurut Ibnu Manzhur dalam <i>Lisanul Arab</i>, <i>Sya’ban</i> berasal dari kata <i>asy-sya’b</i> yang berarti mengumpulkan, memisahkan / berpisah (<i>al-jam’u wat tafriq</i>).
Dinamakan bulan <b>Sya’ban</b>, karena orang-orang pada bulan tersebut biasa
berpisah, bertebaran untuk mencari air. Menurut pendapat lain,
dinamakan <b><i>Sya’ban</i></b>, karena pada bulan tersebut orang-orang
berkumpul untuk melakukan penyerangan-penyerangan, setelah pada bulan
sebelumnya (bulan Rajab) mereka tidak melakukan peperangan karena berada
dalam Bulan Haram.</span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Menurut Imam Tsa’lab, disebut Sya’ban, karena bulan tersebut berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan (<i>sya’aba ai zhahara baina syahrai, Ramadhan wa Rajab</i>). Hanya saja, menurut Ibnu Hajar dalam <i>Fathul Baary</i>-nya, pendapat pertama lebih kuat dan lebih tepat. Bentuk jamak (<i>plural</i>) dari <i>Sya’ban</i> adalah <i>sya’baanaat</i>, atau <i>sya’aabiin</i>.</span></div>
<div dir="ltr">
<ul>
<li><b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Keutamaan Bulan Sya’ban</span></span></b></li>
</ul>
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Ada beberapa keutamaan dari bulan Sya’ban, di antaranya adalah:</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">1.</span> </b><span style="font-size: small;"><b>Bulan diangkatnya catatan amal perbuatan manusia setiap tahunnya</b>.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Catatan
perbuatan manusia diangkat dan disetorkan oleh para malaikat kepada
Allah dalam tiga waktu; ada yang sifatnya harian, mingguan dan tahunan.
Yang sifatnya harian, adalah setiap pagi dan petang sebagaimana
disebutkan dalam hadits di bawah ini:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أبي موسى الأشعري قال: قام فينا رسول الله صلى الله عليه
وسلم بخمس كلمات, فقال: ((إن الله لا ينام, ولا ينبغي له أن ينام, يخفض
القسط ويرفعه, يرفع إليه عمل الليل فبل النهار, وعمل النهار قبل الليل,
حجابه النور….)) [رواه مسلم]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Artinya:
“Abu Musa al-Asy’ari berkata, Rasulullah saw pernah menyampaikan lima
kalimat, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak tidur, dan
Allah tidak layak untuk tidur, Dia merendahkan dan meninggikan
pertimbangan perbuatan manusia, amal perbuatan manusia malam hari
diangkat dan disetorkan kepadaNya sebelum siang hari, dan amal perbuatan
siang hari diangkat dan disetorkan kepadaNya sebelum malam hari tiba,
penghalangNya berupa cahaya….” (HR. Muslim).</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Kapan
sebelum malam dan sebelum siang sebagaimana tertera dalam hadits di
atas itu? Dalam sebuah hadits di bawah ini, Rasulullah saw lebih tegas
lagi, bahwa yang dimaksud sebelum siang dan sebelum malam tersebut
adalah waktu shalat Shubuh dan Ashar. Rasulullah saw bersabda:</span></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
((يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل, وملائكة بالنهار, فيجتمعون في صلاة الصبح,
وصلاة العصر, فيسأل الذين باتوا فيكم, وهو أعلم: كيف تركتم عبادي؟ فيقولون:
أتيناهم وهم يصلون, وتركناهم وهم يصلون)) [متفق عليه]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Artinya:
“Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: “Kalian akan selalu
diawasi oleh malaikat malam dan siang, mereka akan berkumpul pada waktu
shalat Shubuh dan Ashar. Allah—dan Dia Maha Mengetahui—akan menanyakan
orang-orang yang ditinggalkan saat itu: “Bagaimana kalian wahai para
malaikat meninggalkan hamba-hambaKu?” Para malaikat menjawab: “Kami
mendatangi mereka, dan mereka sedang sholat, demikian juga kami
meninggalkan mereka, mereka pun sedang sholat juga” (HR. Bukhari
Muslim).</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Oleh
karena itu, Rasulullah saw menganjurkan untuk membaca dzikir pagi
(setelah shalat Shubuh) dan dzikir sore (setelah Ashar) mengingat pada
kedua waktu tersebut catatan manusia disetorkan oleh para malaikat
kepada Allah swt, dan karena itu juga Rasulullah saw menegaskan orang
yang melakukan shalat Ashar dan Shubuh berjamaah akan mendapatkan pahala
yang sangat besar. Hal ini sekali lagi, karena kedua waktu tersebut
bertepatan dengan saat diangkat dan disetorkannya amal perbuatan manusia
kepada Allah.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Imam ad-Dhahak, seorang tabi’in, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab dalam <i>Lathaiful Ma’rif</i>,
apabila sore hari tiba, ia menangis tersedu-sedu sambil berkata: “Saya
tidak mengetahui, amal saya yang mana yang diangkat dan disetorkan
kepada Allah.”</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Adapun
waktu penyetoran amal perbuatan mansuia kepada Allah yang sifatnya
mingguan, adalah setiap hari Senin dan Kamis, sebagaimana disebutkan
dalam hadits di bawah ini:</span></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
سأل أسامة بن زيد رسول الله صلى الله عليه وسلم عن صيامه
الإثنين والخميس, فقال صلى الله عليه وسلم: ((ذانك يومان تعرض فيهما
الأعمال على رب العالمين, وأحب أن يعرض عملى وأنا صائم)) [رواه النسائى
وأحمد والبيهقى)</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Usamah
bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang puasa Senin dan
Kamis, beliau menjawab: "Dua hari itu adalah hari dimana amal perbuatan
akan ditunjukkan (disetorkan) kepada Allah, dan saya menginginkan ketika
amal saya disetorkan kepada Allah, keadaan saya sedang berpuasa" (HR.
Nasai, Ahmad dan Baihaki).</span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Karena
itu, lagi-lagi puasa yang dilakukan pada hari Senin dan Kamis pahalanya
sangat luar biasa, dan karenanya pula Rasulullah saw tidak pernah
meninggalkan puasa di kedua hari tersebut sebagaimana disebutkan dalam
hadits di bawah ini:</span></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عائشة قالت: ((كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يتحرى صوم الإثنين والخميس)) [رواه الترمذى والنسائى وابن ماجه]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya: “Siti Aisyah berkata: “Rasulullah saw selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis” (HR. Turmudzi, Nasai dan Ibn Majah).</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Imam
Ibrahim an-Nakha’i, apabila hari Kamis tiba, ia selalu menangis kepada
isterinya, dan isterinya pun menangis kepadanya sambil berkata: “Hari
ini, amal perbuatan kita disetorkan kepada Allah”.</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Sementara
waktu penyetoran buku catatan manusia kepada Allah yang sifatnya
tahunan, adalah pada bulan Sya’ban. Rasulullah saw dalam hal ini
bersabda:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أسامة بن زيد قال: قلت: يا رسول الله, رأيتك تصوم فى شعبان
صوما لا تصومه فى شيئ من الشهور إلا فى شهر رمضان, قال: ((ذاك شهر يغفل
الناس عنه بين رجب وشهر رمضان, ترفع فيه أعمال الناس, فأحب أن لا يرفع عملى
إلا وأنا صائم)) [رواه النسائى وصححه الألبانى فى صحيح سنن النسائى]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Artinya:
“Usamah bin Zaid berkata: “Saya berkata kepada Rasulullah saw: “Ya
Rasulullah, saya melihat anda banyak melakukan puasa pada bulan Sya’ban
ini. Padahal anda tidak melakukan puasa satu bulan penuh melainkan pada
bulan Ramadhan”. Rasulullah saw bersabda: “Ini adalah bulan di mana
orang-orang umumnya lalai yaitu bulan di antara Rajab dan Ramadhan
(maksudnya bulan Sya’ban=pent) di mana pada bulan Sya’ban itu amal
perbuatan manusia diangkat. Maka aku sangat menginginkan sekali tidak
diangkat amal perbuatanku melainkan aku sedang berpuasa” (HR. Nasai dan
hadits ini dipandang Hadits Shahih oleh Syaikh Albani dalam bukunya <i>Shahih Sunan an-Nasa’i</i>).</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Karena
itu juga, Rasulullah saw senantiasa memperbanyak puasa pada bulan
Sya’ban, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan, beliau puasa satu bulan
penuh, disambung dengan bulan Ramadhan (HR. Bukhari). Sekali lagi,
semua itu karena bulan Sya’ban adalah bulan mulia, di mana buku catatan
amal manusia disetorkan oleh para malaikat kepada Allah setiap tahunnya.</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">2.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Bulan Sya’ban bulan penentuan ajal manusia</span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Dalam
hadits di bawah ini disebutkan, bahwa ajal manusia untuk satu tahun ke
depan ditentukan pada bulan Sya’ban. Dan tidak semata-mata Allah memilih
bulan Sya’ban melainkan karena bulan tersebut mempunyai keistimewaan
tersendiri. Rasulullah saw dalam hal ini bersabda:</span></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عائشة قالت: كان أكثر صيام رسول الله صلى الله عليه وسلم
في شعبان, فقلت: يا رسول الله, أرى أكثر صيامك في شعبان, قال: ((إن هذا
الشهر يكتب فيه لملك الموت من يقبض, فأنا لا أحب أن ينسخ اسمي إلا وأنا
صائم)) [رواه أبو يعلى]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Artnya:
“Aisyah berkata: “Puasa sunnat yang paling banyak dilakukan oleh
Rasulullah saw dalam adalah puasa pada bulan Sya’ban. Saya lalu
bertanya: “Ya Rasulullah, saya melihat Anda paling banyak berpuasa pada
bulan Sya’ban”. Rasulullah saw menjawab: “Pada bulan Sya’ban ini
malaikat pencabut nyawa menulis siapa saja yang akan dicabut pada tahun
depan, dan saya tidak menginginkan ketika nama saya ditulis melainkan
saya dalam keadaan berpuasa” (HR. Abu Ya’la).</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Imam Ibnu Rajab dalam <i>Lathaiful Ma’arif</i> (hal
194) menyampaikan komentar para ulama berkaitan dengan validitas hadits
di atas. Sebagian ulama, menututnya, menghukumi hadits tersebut sebagai
Hadits Mursal, dan yang lain menilainya sebagai Hadits Shahih. Hadits
Mursal dengan beberapa persyaratan diterima oleh Imam Syafi’i dan juga
madzhab Syafi’i termasuk para ulama lainnya. Ini artinya, sekalipun
hadits di atas dinilai Mursal, masih dapat diamalkan, mengingat sebagian
besar para ulama menerima dan mengamalkan Hadits Mursal.</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Terlebih
apabila mengambil penilaian sebagian ulama lainnya yang menilai hadits
di atas sebagai Hadits Shahih, tentu sudah jelas dapat diamalkan.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Dalam hadits Mursal lainnya, disebutkan:</span></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عثمان ين مغيرة بن الأخنس أن رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال: ((تقطع الآجال من شعبان إلى شعبان حتى إن الرجل ينكح ويولد له ولقد
خرج اسمه فى الموتى)) [رواه الطبرانى, والبيهقى وقال ابن كثير فى تفسيره:
والحديث مرسل]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Artinya:
“Dari Utsman bin Mugirah bin al-Akhnas, bahwasannya Rasulullah saw
bersabda: “Jatah umur, ajal seseorang itu dapat dihapus dari bulan
Sya’ban ke bulan Sya’ban yang lain, sehingga seseorang bisa menikah,
melahirkan, padahal namanya sudah tercantum dalam daftar orang-orang
yang dicabut nyawanya (orang-orang mati)” (HR. Thabrani, Baihaki. Ibnu
Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa hadits tersebut adalah hadits
Mursal).</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Hadits
kedua ini—dan masih banyak hadits-hadits lainnya—menjadi penguat
keberadaan hadits-hadits lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa
hadits-hadits yang berbicara bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan
penentuan ajal manusia setahun ke depan adalah hadits-hadits yang dapat
diamalkan dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.</span></span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">3.</span> </b><span style="font-size: small;"><b>Bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan orang-orang pada umumnya</b>.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Dalam
hadits sebagaimana telah disebutkan di atas, Rasulullah saw menegaskan
alasan mengapa beliau sering berpuasa pada bulan Sya’ban, di antaranya
adalah karena bulan Sya’ban ini bulan yang banyak dilalaikan oleh
manusia pada umumnya. Dan waktu yang umumnya dilalaikan, berat dilakukan
oleh sebagian besar manusia, menunjukkan waktu itu mulia, dan apapun
ibadah yang dilakukan pada waktu tersebut pahalanya lebih besar dari
pada waktu-waktu lainnya.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Karena
itu, mengapa shalat Tahajud lebih besar dan lebih utama dari yang
lainnya? Karena waktu pelaksanaannya, umumnya dilalaikan oleh manusia.
Karena itu juga para ulama salaf, seringkali mengisi dan menghidupkan
malam di antara Isya sampai Shubuh dengan ibadah, baik berupa shalat,
membaca al-Qur’an, dzikir atau yang lainnya. Ketika ditanya alasannya,
para ulama <i>salafunas shaleh</i> menjawab: “<i>Karena waktu tersebut adalah waktu yang banyak dilalaikan oleh manusia</i>” (<i>hiya sa’ah ghaflah</i>).</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Demikian juga mengapa Rasulullah saw pernah bersabda: “<i>Kalau tidak memberatkan kepada ummatku, akan aku perintahkan mereka untuk mengakhirkan pelaksanaan shalat Isya di akhir malam</i>“,
mengapa demikian? Karena waktu akhir malam adalah waktu yang umumnya
dilupakan manusia. Ketika waktu tersebut dilupakan dan dilalaikan
manusia, maka waktu itu menjadi sangat mulia. Apapun ibadah yang
dilakukan di dalamnya, pahalanya lebih besar dari pada pada waktu-waktu
lainnya. Demikian juga dengan bulan Sya’ban.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">4.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Bulan Sya’ban merupakan bulan Rasulullah saw.</span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Dalam sebuah hadits Mursal riwayat Imam as-Syuyuthi dalam kitabnya <i>al-Jami as-Shagir</i>,
disampaikan ada tiga bulan berurutan yang masing-masing milik
pihak-pihak tertentu; Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Rajab adalah bulan
Allah, Sya’ban bulan Rasulullah, dan Ramadhan bulan ummat Rasulullah.
Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:</span></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن الحسن البصري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتي.</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Artinya:
“Hasan al-Bashri berkata, Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah
bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku”.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Hemat
penulis, bulan Rajab disebut bulan Allah, karena bulan Rajab termasuk
Bulan Haram, di mana tidak diperbolehkan di dalamnya berperang. Bulan
itu betul-betul bulan khusus untuk ibadah kepada Allah, berupa
mengadakan upacara atau hari raya keagamaan. Sebagaimana sama-sama
diketahui, ada empat bulan yang termasuk Bulan Haram, bulan mulia:
Rajab, Dzulqa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Disebut
Bulan Haram, karena pada keempat bulan tersebut tidak diperbolehkan
manusia berbuat aniaya, termasuk berperang, membunuh, satu sama lain.
Dan kejahatan yang dilakukan pada bulan tersebut dosanya lebih besar
dari pada pada bulan-bulan lainnya. Karena itu, orang-orang Arab sejak
dahulu sangat </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">menghormati bulan-Bulan Haram ini. Bahkan, apabila ada
seseorang yang membunuh ayahnya, saudaranya atau keluarganya pada
bulan-bulan Haram ini, mereka tidak melakukan balas dendam.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Ibnu Hajar dalam <i>Fathul Bari</i> demikian juga dengan Imam Nawawi dalam <i>Syarah Shahih Muslim,</i> menuturkan
di antara alasan mengapa bulan-bulan di atas termasuk bulan-Bulan
Haram. Menurutnya, di antaranya karena bulan-bulan tersebut erat kaitan
dengan pelaksanaan ibadah haji yang dahulu kala pelaksanaannya
memerlukan waktu yang sangat lama. Bulan Dzulqa’dah termasuk Bulan
Haram, karena pada bulan tersebut orang-orang berangkat ke Mekkah untuk
melaksanakan ibadah haji.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Bulan
Dzulhijjah termasuk Bulan Haram, karena bulan tersebut adalah waktu
pelaksanaan ibadah haji. Muharram termasuk Bulan Haram, karena pada
bulan tersebut jamaah haji pulang menuju kampung masing-masing.
Sementara bulan Rajab termasuk Bulan Haram, karena orang-orang Arab
dahulu menjadikannya sebagai bulan Hari Raya suci agama-agama. Karena
itu, tidak diperbolehkan ada perbuatan-perbuatan yang mengganggu
khidmatnya perayaan ibadah dan upacara suci dimaksud.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Dari
sini sekali lagi kita dapat mengetahui, bahwa secara umum bulan-Bulan
Haram ini erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah haji, dan karenanya,
pantas kalau disebut sebagai Bulan Allah.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Sementara
mengapa Sya’ban disebut bulan Rasulullah saw, karena pada bulan ini
Rasulullah saw melakukan banyak sekali puasa sunnat. Bahkan, dalam
sebuah riwayat disebutkan, sebagaimana akan penulis paparkan di bawah
nanti, beliau melakukan puasa pada bulan Sya’ban ini seluruh bulan atau
sebagian besarnya. Karena itulah Rasulullah saw menyebutnya sebagai
‘Bulanku’.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Sementara
Ramadhan disebut bulan ummatku, karena pada bulan ini ummat Rasulullah
saw panen dengan pahala. Ibadah apapun yang dilakukan di dalamnya,
pahalanya dilipatgandakan dari pada pada bulan-bulan lainnya. Umrah di
dalamnya, pahalanya sama dengan melakukan ibadah haji, shalat sunnat
yang dilakukan pada bulan Ramadhan, pahalanya sama dengan pahala
mengerjakan shalat Wajib, dan pahala shalat wajib dilipatgandakan
menjadi tujuh puluh kali lipat dari shalat wajib pada waktu-waktu
lainnya. Karena itu, sangat pantas apabila bulan Ramadhan ini disebut
dengan bulan ummatku, karena kita selaku ummat Rasulullah saw
betul-betul panen pahala dan kebaikan.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">5.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Bulan ditaburkannya kemulian (<i>as-Syaraf</i>), derajat yang tinggi (<i>al-’Uluww</i>), kebaikan dan keberkahan (<i>al-Birr</i>), kasih sayang (<i>al-Ulfah</i>) dan cahaya kebenaran (<i>an-Nur</i>).</span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Imam
Abdurrahman bin Abdus Salam ash-Shafury asy-Syafi’i, seorang ulama pada
abad kesembilan Hijriyyah, mengatakan dalam bukunya <i>Nuzhatul Majalis wa Muntakhab an-Nafais,</i> bahwa kata <b>Sya’ban</b> </span>(</span>شعبان)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;"> itu adalah singkatan. Huruf <b><i>Syin</i></b> adalah singkatan dari kata <i>asy-Syaraf</i> </span><span style="font-size: small;"> </span>(الشرف)<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">yang artinya kemuliaan. Huruf <b><i>‘ain</i></b> singkatan dari <i>al-’Uluww</i> </span></span>(العلو)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;"> yang artinya derajat dan kedudukan yang tinggi, terhormat. Huruf <b><i>ba</i></b> singkatan dari <i>al-Birr</i> </span> (البر)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;"> yang berarti kebaikan dan keberkahan. Huruf <b><i>alif</i></b> berarti <i>al-Ulfah</i> </span>(الألفة)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;"> yakni kasih sayang, dan huruf <i>nun</i> singkatan dari <b><i>an-Nur</i></b> </span>(النور)<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> yang artinya cahaya kebenaran.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Hal
ini menegaskan, lanjutnya, bahwa siapapun yang sungguh-sungguh
beribadah pada bulan Sya’ban ini, maka ia akan memperoleh lima hadiah
dari Allah di atas, dan hal ini semua karena bulan Sya’ban termasuk
bulan istimewa. Mungkin boleh jadi, karena kemuliaan bulan Sya’ban ini
juga Siti Aisyah melakukan Qadha puasa Ramadhan di bulan Sya’ban,
sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:</span></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عائشة قالت: ((كان يكون علي الصوم من رمضان فما أستطيع أن أقضيه إلا فى شعبان)) [رواه البخارى ومسلم</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
Siti Aisyah berkata: “Saya mempunyai hutang puasa bulan Ramadhan, dan
saya tidak dapat mengqadhanya melainkan hanya pada bulan Sya’ban” (HR.
Bukhari Muslim).</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">6.</span> </b><span style="font-size: small;"><b>Bulan terjadinya beberapa peristiwa penting dalam Islam</b>.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Bulan
Sya’ban juga mempunyai keistimewaan lain, yaitu di dalamnya banyak
terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam Islam. Di antaranya adalah
pengalihan kiblat. Menurut sebagian pendapat, sebagaimana disebutkan
oleh Ibnu Hajar dalam<i>Fathul Bari</i>, Imam Nawawi dalam <i>Syarah Muslim</i>,
bahwa pengalihan kiblat dari menghadap Baitul Maqdis di Palestina
menuju Ka’bah di Mekkah, terjadi pada bulan Sya’ban tahun 2 H (atau
Pebruari 624 M).</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Selain
itu, sebaian ulama juga berpendapat, pada bulan Sya’ban juga turun
perintah wajibnya puasa Ramadhan kepada Rasulullah saw. Dan pada bulan
Sya’ban juga diturunkannya perintah jihad di jalan Allah. Juga pada
bulan Sya’ban, menurut sebagian pendapat, turunnya perintah membaca
shalawat kepada Rasulullah saw (QS. Al-Ahzab: 56). Empat hal di atas
merupakan di antara hal besar dalam ajaran Islam, dan tidak semata-mata
Allah menurunkan perintahnya pada bulan tersebut, melainkan bulan
dimaksud memiliki keistimewaan tersendiri.</span></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<ul>
<li><b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Amalan-amalan pada bulan Sya’ban</span></span></b></li>
</ul>
</div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Apabila
memperhatikan hadits Rasulullah saw, ada satu perbuatan special yang
beliau lakukan pada bulan Sya’ban ini, yaitu melakukan puasa sunnat
sebanyak mungkin. Namun demikian, mengingat bulan Sya’ban adalah bulan
mulia, maka apapun ibadah yang dilakukan di dalamnya, tentu pahalanya
sangat besar dan lebih besar dari yang lainnya.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Ibnu Rajab dalam <i>Lathaiful Ma’arif</i> pernah
mengatakan, bahwa di antara sebab dilipatgandakannya pahala perbuatan
seseorang karena ada tiga, di antaranya adalah karena kemuliaan waktu
melaksanakannya (<i>syarafuz zaman</i>). Dan bulan Sya’ban termasuk
waktu mulia dimaksud. Untuk itu, berikut ini di antara amalan yang dapat
kita lakukan di bulan Sya’ban:</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">1.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Berdoalah agar diberkahi pada bulan Sya’ban dan dapat mengikuti bulan Ramadhan</span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Adalah
Rasulullah saw, apabila beliau sudah sampai pada bulan Rajab, beliau
selalu berdoa sejak bulan tersebut agar dapat bertemu dengan bulan
Ramadhan. Hal ini tentunya sebagai rasa kecintaan dan penghormatan untuk
bulan penuh berkah ini, Ramadhan. Doa yang biasa dilafalkan oleh
Rasulullah saw semenjak bulan Rajab dan Sya’ban adalah:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ, وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Allahumma baarik lanaa fi rojab wa sya’ban, wa ballignaa romadhan</span></span></i></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab, juga di bulan Sya’ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan”.</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل
رجب قال: ((اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان, وبلغنا رمضان)) [رواه أحمد
والطبرانى والبزار</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya: “Anas bin Malik berkata: “Adalah Rasulullah saw apabila beliau memasuki bulan Rajab, beliau suka berdoa: “<i>Allahumma baarik lanaa fi rajab wa sya’ban, wa ballignaa ramadhan</i> (Ya
Allah, berkahilah kami di bulan Rajab ini, juga di bulan Sya’ban ini
serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan)” (HR. Ahmad, Thabrani
dan al-Bazzar).</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Menurut Imam Abdul Ghani bin Ismail an-Nablusi dalam bukunya, <i>Fadhail al-Ayyaam was-Syuhuur</i> (hal 29) mengatakan, bahwa hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam ad-Dailami dalam <i>Musnad al-Firdaus</i> nya, diriwayatkan melalui tiga jalan dari Anas bin Malik. Dan hadits-hadits yang ada dalam kitab <i>Musnad al-Firdaus</i> adalah hadits-hadits dhaif, akan tetapi dapat dilakukan dan diamalkan selama berkaitan dengan bab keutamaan amal perbuatan, <i>Fadhailul Amal</i>.</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Imam Nawawi pun dalam pendahuluan <i>Syarah Muslim</i> nya menegaskan, bahwa hadits Dhaif dapat dipakai dalam bab keutamaan amal perbuatan (<i>bab Fadhailul a’maal</i>).
Oleh karena itu, sekalipun hadits tentang doa ini dhaif, akan tetapi
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari karena menyangkut keutamaan
amal perbuatan.</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Doa
di atas sebaiknya dibaca berulang kali ketika kita memasuki bulan Rajab
dan Sya’ban. Semakin banyak membacanya, tentu semakin besar pahalanya.
Keberkahan di bulan Rajab, keberkahan di bulan Sya’ban, dan dapat
menjumpai bulan Ramadhan, merupakan tiga hal yang sangat diharapkan oleh
seluruh ummat Islam. Doa di atas juga sebaiknya di baca setiap selesai
shalat wajib, atau pada waktu-waktu senggang sambil berdzikir atau
selesai membaca al-Qur’an.</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Selain
doa tersebut, ada doa lain yang biasa dibaca oleh para sahabat pada
bulan Rajab dan Sya’ban, sebagaimana disampaikan oleh Yahya bin Abu
Katsir, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab dalam <i>Lathaiful Ma’arif</i>-nya (hal. 202) yaitu:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
اللهم سلمنى إلى رمضان, وسلم لي رمضان, وسلمه منى متقبلا.</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Allahumma sallimnii ilaa ramadhan, wa salllim lii ramadhan, wa sallimhu minni mutaqabbalaa.</span></span></i></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Ya Allah, selamatkan dan sampaikanlah (usia) saya ke bulan Ramadhan,
dan selamatkanlah Ramadhan kepada saya, serta selamatkanlah
amalan-amalan saya pada bulan Ramadhan sehingga dapat diterima”.</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">2.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Rajin berpuasa</span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Banyak
berpuasa sunnat merupakan amalan special Rasulullah saw yang banyak
beliau lakukan pada bulan Sya’ban ini. Dalam hadits-hadits di bawah ini
disebutkan, bahwa Rasulullah saw berpuasa sunnat pada bulan Sya’ban ini
hamper satu bulan penuh:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عائشة قالت: ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل
صيام شهر قط إلا رمضان, وما رأيته فى شهر أكثر صياما منه فى شعبان [رواه
البخارى ومسلم] . وزاد البخارى : كان يصوم شعبان كله</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Siti Aisyah berkata: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw
melakukan puasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya
juga tidak pernah melihatnya, sangat banyak melakukan puasa selain pada
bulan Sya’ban (HR. Bukhari Muslim), dan dalam riwayat Imam Bukhari
disebutkan: “Beliau berpuasa pada bulan Sya’ban satu bulan penuh”.</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عائشة قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى
نقول: لا يفطر, ويفطر حتى نقول: لا يصوم, وما رأيت رسول الله صلى الله عليه
وسلم استكمل صيام شهر إلا رمضان, وما رأيته أكثر صياما منه فى شعبان (رواه
مسلم)</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Siti Aisyah berkata: “Adalah Rasulullah saw seringkali berpuasa,
sehingga kami berkata: “Beliau tidak berbuka”. Dan apabila beliau
berbuka, kami berkata: “Sehingga ia tidak berpuasa”. Saya tidak pernah
melihat Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan
Ramadhan. Dan saya juga tidak pernah melihat beliau melakukan puasa
sebanyak mungkin kecuali pada bulan Sya’ban” (HR. Muslim). </span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أم سلمة رضي الله عنها عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه لم يكن يصوم من السنة شهرا تاما إلا شعبان, يصله برمضان (رواه أبو داود)</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Dari Ummu Salamah, bahwasannya Rasulullah saw tidak pernah berpuasa
dalam satu tahun hamper satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban dan beliau
meneruskannya dengan bulan Ramadhan” (HR. Abu Dawud).</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
وفى رواية: ما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يصوم شهرين متتابعين إلا شعبان ورمضان (رواه الترمذى والنسائى)</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
Dalam riwayat lain dikatakan: Ummu Salamah berkata: “Saya tidak pernah
melihat Rasulullah saw berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada
bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan” (HR. Turmudzi dan Nasai).</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Untuk
itu sekali lagi, berpuasa pada bulan Sya’ban sangat sebaiknya dalam
jumlah yang sangat banyak. Tidak ditentukan tanggal dan harinya, tanggal
berapa saja, hari apa saja, baik berurutan ataupun tidak, boleh-boleh
saja untuk berpuasa. Bahkan, pahalanya sangat besar, karena bulan
Sya’ban termasuk bulan mulia.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">3.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Rajin membaca, menelaah dan mentadaburi al-Qur’an.</span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Membaca
al-Qur’an adalah ibadah. Bahkan, pahalanya sangat besar. Dalam sebuah
hadits dikatakan, bahwa pahala membaca al-Qur’an itu dihitung bukan
persurat atau per ayat, akan tetapi perhuruf. Dan satu kebaikan akan
dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala bahkan lebih.</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Ini artinya, apabila seseorang membaca lafadz <i>basmallah</i>,
maka pahalanya bukan satu akan tetapi sembilan belas sesuai dengan
jumlah hurufnya. Jika dilipatkan dengan bilangan sepuluh, maka dengan
membaca <i>basmallah</i> saja pahala yang sudah dikantongi sebanyak
seratus sembilan puluh. Apalagi membacanya setiap hari satu surat atau
lebih, tentu pahalanya jauh lebih besar lagi. Dan tentu pahalanya akan
lebih berlipat lagi apabila dilakukan pada bulan Sya’ban, karena
termasuk bulan mulia. Berikut ini penulis ketengahkan
keterangan-keterangan yang erat kaitannya dengan pahala membaca ayat
al-Qur’an:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ* لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ
وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (فاطر: 29-30)</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya: ”Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala
mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (QS. Fathir: 29-30).</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Demikian juga dengan sabda-sabda Rasulullah saw di bawah ini:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عثمان بن عفان أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((خيركم من تعلم القرآن وعلمه)) [رواه البخارى ومسلم]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Rasulullah saw bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian
adalah orang yang belajar al-Qur’an dan orang yang mengajarkan
al-Qur’an” (HR. Bukhari Muslim).</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أبي موسى الأشعرى أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((مثل
المؤمن الذى يقرأ القرآن مثل الأترجة ريحها طيب وطعمها طيب, ومثل المؤمن
الذى لا يقرأن القرآن كمثل التمرة لا ريح لها وطعمها حلو)) [رواه البخارى
ومسلم]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya: “Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang rajin membaca al-Qur’an itu seperti buah <i>utrujjah,</i> bau
dan rasa buahnya enak, manis. Sedangkan orang mukmin yang tidak membaca
al-Qur’an itu seperti buah kurma, tidak ada wangi aromanya, namun
rasanya tetap manis” (HR. Bukhari Muslim).</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أبي أمامة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((اقرأوا القرآن فإنه يأتى يوم القيامة شفيعا لأصحابه)) [رواه مسلم]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Rasulullah saw bersabda: “Bacalah al-Qur’an, karena ia akan menjadi
penyelamat bagi yang membacanya kelak di hari Kiamat” (HR. Muslim).</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((ما اجتمع
قوم فى بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسون بينهم إلا نزلت عليهم
السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده)) [رواه
مسلمٍ]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada sekelompok orang pun yang
berkumpul di dalam rumah Allah, lalu mereka membaca al-Qur’an dan
mengkaji serta menelaahnya di antara sesame mereka, kecuali mereka akan
diberikan ketenangan, dicurahkan rahmat dan dikelilingi oleh para
malaikat, serta Allah akan mengingat orang-orang yang mereka ingat” (HR.
Muslim).</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عن عبد الله بن مسعود أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((من
قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة, والحسنة بعشر أمثالهاو لا أقول (الم)
حرف ولكن ألف حرف, ولام حرف, وميم حرف)) [رواه الترمذى]</div>
</blockquote>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Artinya:
“Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
ayat al-Qur’an, maka pahalanya adalah satu kebaikan. Dan satu kebaikan
itu akan dilipatkan lagi menjadi sepuluh kali lipat kebaikan. Saya tidak
mengatakan bahwa alif lam mim itu satu hurup, akan tetapi alif itu satu
hurup, lam itu satu hurup dan mim itu juga satu hurup” (HR. Turmudzi).</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> Para shahabat,
tabi’in dan salafunas shaleh, biasa lebih memperketat membaca al-Qur’an
sejak bulan Sya’ban, bukan semata pada bulan Ramadhan. Begitu bulan
Sya’ban tiba, mereka menutup rumah, merapatkan barisan anggota keluarga
untuk lebih rajin membaca al-Qur’an. Karena itu, para ulama menyebut
bulan Sya’ban ini sebagai <i>Syahrul Qurra’</i>, bulannya para pembaca al-Qur’an.</span></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Salamah bin Kuhail sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab, pernah berkata: “Bulan Sya’ban adalah Bulan Para pembaca al-Qur’an (<i>Syahrul Qurra’</i>)”. Habib bin Abi Tsabit, apabila masuk pada bulan Sya’ban, ia berkata: ‘Ini adalah bulannya para pembaca al-Qur’an”.</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Amer
bin Qais al-Mula’i, apabila masuk pada bulan Ramadhan, ia menutup
rumahnya, dan menggiatkan membaca al-Qur’an. Al-Hasan bin Sahl berkata:
‘Bulan Sya’ban pernah berkata: “Ya Allah, Eukau jadikan aku berada di
antara dua bulan mulia (Rajab dan Ramadhan), bagaimana dengan aku?”
Allah menjawab: ” Saya menjadikan kamu sebagai bulan membacanya
al-Qur’an”.</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Untuk
itu, mari kita sama-sama sejak bulan Sya’ban ini lebih menggiatkan
membaca al-Qur’an, menggali isinya dan plus mengamalkan isi
kandungannya.</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">4.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Mengisi malam <i>Nishfu Sya’ban</i></span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Di antara hal yang tidak boleh dilupakan dalam bulan Sya’ban adalah menghidupkan malam <i>Nishfu Sya’ban</i> dengan amalan-amalan ibadah, karena malam ini merupakan malam yang sangat istimewa. Dan untuk bahasan masalah malam <i>Nishfu Sya’ban</i> ini berikut amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan pada malam tersebut, para pembaca dapat melihat makalah saya yang berjudul: <i>Mengenal Lebih Dekat Malam Nishfu Sya’ban</i>.</span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><b><span style="font-size: small;">5.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Melakukan amalan-amalan lainnya seperti shalat tahajud, Dhuha, Witir dan lainnya.</span></b></span></div>
<div dir="ltr">
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Hal ini sebagaimana di antara sabda Rasululullah saw:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div dir="rtl">
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ بِصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ
كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
[رواه البخاري ومسلم]</div>
</blockquote>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Artinya: “Abu Hurairah berkata: ‘Kekasihku, Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku tiga perkara: pertama agar selalu melakukan puasa tiga hari setiap bulan, kedua, agar melakukan shalat Dhuha dua rakaat dan ketiga, agar aku selalu melakukan shala witir sebelum tidur” (HR. Bukhari).<br /> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Demikian di antara bahasan singkat tentang keutamaan dan amalan-amalan bulan Sya’ban, semoga kita semua diberikan kekuatan untuk melaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan memohon ridhaNya, dan semoga Allah memberkahi kita selama bulan Sya’ban ini khususnya dan pada bulan-bulan lain pada umumnya, berkah rizki, berkah umur, berkah keturunan, dan berkah yang lainnya, aminn.</span></span><br />
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Qatamea, 05 Agustus 2008</span></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Di tulis Oleh </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><a href="mailto:aepmesir@yahoo.com"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Aep Saepulloh Darusmanwiati</span></span></a> </span></span></div>
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;"></span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.464102 106.52244850000005 -5.958986 107.16789550000004tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-8486864801768084312013-06-12T08:57:00.001-07:002013-06-12T09:02:18.718-07:00Kisah Ashabul Kahfi Yang Tertidur Dalam Goa<div class="tr_bq">
<i>Dengan kekuasaan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menidurkan sekelompok
pemuda yang berlindung di sebuah gua selama 309 tahun. Apa hikmah di
balik ini semua?</i></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixMsBDMxxCMpS42859S7ttXhS8zcxynel7deulE5nJVseqt62jVmWJVR6fQjoSaSEzfkSOTz03iHg08SOyWvs2z1TJpTdkRYXI3Y9dC92nauZS0Wae7LPNANkMnpW9qWSairtApFWsyso/s1600/ashabul-khafi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="329" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixMsBDMxxCMpS42859S7ttXhS8zcxynel7deulE5nJVseqt62jVmWJVR6fQjoSaSEzfkSOTz03iHg08SOyWvs2z1TJpTdkRYXI3Y9dC92nauZS0Wae7LPNANkMnpW9qWSairtApFWsyso/s400/ashabul-khafi.jpg" width="400" /></a></div>
<span id="more-183"></span><br />
<a href="http://tentang-dunia-islam.blogspot.com/2013/06/kisah-ashabul-kahfi-yang-tertidur-dalam-goa.html"><b>Ashhabul Kahfi</b></a> adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka.
Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang
menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya dan
tetap menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka,
sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka
mengatakan:</div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<b>رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُوْنِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطا</b></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi,
kami sekali-kali tidak akan menyeru Rabb selain Dia, sesungguhnya kami
kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang jauh.” (Al-Kahfi:14)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Yakni, apabila kami berdoa kepada selain Dia, berarti kami telah
mengucapkan suatu شَطَطًا (perkataan yang jauh), yaitu perkataan palsu,
dusta, dan dzalim.<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkataan mereka selanjutnya:</div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<b>هَؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا
مِنْ دُوْنِهِ آلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا</b></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<b></b>“Kaum kami ini telah mengambil
sesembahan-sesembahan selain Dia. Mereka tidak mengajukan alasan yang
terang (tentang keyakinan mereka?) Siapakah yng lebih dzalim daripada
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?” (Al-Kahfi:
15) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika mereka sepakat terhadap persoalan
ini, mereka sadar, tidak mungkin menampakkannya kepada kaumnya. Mereka
berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memudahkan urusan mereka:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>رَبَّنَاآتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا</b></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
“Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat
dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam
urusan kami.” (Al-Kahfi: 10)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka pun menyelamatkan diri ke sebuah
gua yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala mudahkan bagi mereka. Gua itu
cukup luas dengan pintu menghadap ke utara sehingga sinar matahari
tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka tertidur dengan
perlindungan dan pegawasan dari Allah selama 309 tahun. Allah Subhanahu
wa Ta’ala buatkan atas mereka pagar berupa rasa takut meskipun mereka
sangat dekat dengan kota tempat mereka tinggal. Allah Subhanahu wa
Ta’ala sendiri yang menjaga mereka selama di dalam gua. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ</b></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
“Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Al-Kahfi: 18)</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah
tertidur sekian ratus tahun lamanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala
membangunkan mereka لِيَتَسَاءَلُوا (agar mereka saling bertanya), dan
supaya mereka pada akhirnya mengetahui hakekat yang sebenarnya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ
لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا
رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ
هَذِهِ إِلَى الْمَدِْينَةِ</b></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
“Berkatalah salah seorang dari mereka:
‘Sudah berapa lama kalian menetap (di sini)?’ Mereka menjawab: ‘Kita
tinggal di sini sehari atau setengah hari.’ Yang lain berkata pula:
‘Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada (di sini).
Maka suruhlah salah seorang di antara kalian pergi ke kota membawa uang
perakmu ini’.” (Al-Kahfi: 19)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam kisah ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata. Di antaranya:</div>
<ol>
<li>
Walaupun menakjubkan, kisah para penghuni gua ini bukanlah ayat
Allah yang paling ajaib. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
mempunyai ayat-ayat yang menakjubkan yang di dalamnya terdapat
pelajaran berharga bagi mereka yang mau memerhatikannya.</li>
<li>Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah
Subhanahu wa Ta’ala melindunginya dan lembut kepadanya, serta
menjadikannya sebagai sebab orang-orang yang sesat mendapat hidayah
(petunjuk). Di sini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersikap lembut
terhadap mereka dalam tidur yang panjang ini, untuk menyelamatkan iman
dan tubuh mereka dari fitnah dan pembunuhan masyarakat mereka. Allah
menjadikan tidur ini sebagai bagian dari ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya
yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah dan berlimpahnya
kebaikan-Nya. Juga agar hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah itu
adalah suatu kebenaran. </li>
<li>Anjuran untuk mendapatkan ilmu yang
bermanfaat sekaligus mencarinya. Karena sesungguhnya Allah mengutus
mereka adalah untuk hal itu. Dengan pembahasan yang mereka lakukan dan
pengetahuan manusia tentang keadaan mereka, akan menghasilkan bukti dan
ilmu atau keyakinan bahwa janji Allah adalah benar, dan bahwa hari
kiamat yang pasti terjadi bukanlah suatu hal yang perlu disangsikan.</li>
<li>Adab kesopanan bagi mereka yang mengalami kesamaran atau
ketidakjelasan akan suatu masalah ilmu adalah hendaklah mengembalikannya
kepada yang mengetahuinya. Dan hendaknya dia berhenti dalam perkara
yang dia ketahui. </li>
<li> Sahnya menunjuk wakil dalam jual beli, dan sah
pula kerjasama dalam masalah ini. Karena adanya dalil dari ucapan
mereka dalam ayat:
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِيْنَة</b></div>
</blockquote>
<i>“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” </i>(Al-Kahfi: 19) </li>
<li>Boleh memakan makanan yang baik dan memilih makanan yang disenangi
atau sesuai selera, selama tidak berbuat israf (boros atau berlebihan)
yang terlarang, berdasarkan dalil:
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ</b></div>
</blockquote>
“Hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu.” (Al-Kahfi: 19) </li>
<li>Melalui kisah ini kita dianjurkan untuk berhati-hati dan
mengasingkan diri atau menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan
fitnah dalam agama. Dan hendaknya seseorang menyimpan rahasia sehingga
dapat menjauhkannya dari suatu kejahatan.</li>
<li>Diterangkan dalam
kisah ini betapa besar kecintaan para pemuda yang beriman itu terhadap
ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai melarikan diri,
meninggalkan negeri mereka demi menyelamatkan diri dari segenap fitnah
yang akan menimpa agama mereka, untuk kembali pada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.</li>
<li>Disebutkan dalam kisah ini betapa luasnya akibat buruk
dari kemudaratan dan kerusakan yang menumbuhkan kebencian dan upaya
meninggalkannya. Dan sesungguhnya jalan ini adalah jalan yang ditempuh
kaum mukminin. </li>
<li>Bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا</b></div>
</blockquote>
“Orang-orang yang berkuasa atas urusan
mereka berkata: ‘Sungguh kami tentu akan mendirikan sebuah rumah ibadah
di atas mereka’.” (Al-Kahfi: 21)<br /> Di dalam ayat ini terdapat dalil
bahwa masyarakat di mana mereka hidup (setelah bangun dari tidur
panjang) adalah orang-orang yang mengerti agama. Hal ini diketahui
karena mereka sangat menghormati para pemuda itu sehingga sangat
berkeinginan membangun rumah ibadah di atas gua mereka. Dan walaupun
ini dilarang –terutama dalam syariat agama kita– tetapi tujuan
diceritakannya hal ini adalah sebagai keterangan bahwa rasa takut yang
begitu besar yang dirasakan oleh para pemuda tersebut akan fitnah yang
mengancam keimanannya, serta masuknya mereka ke dalam gua telah Allah
Subhanahu wa Ta’ala gantikan sesudah itu dengan keamanan dan
penghormatan yang luar biasa dari manusia. Dan ini adalah ketetapan
Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap orang yang menempuh suatu kesulitan
karena Allah, di mana Dia jadikan baginya akhir perjalanan yang sangat
terpuji.</li>
<li>Pembahasan yang berbelit-belit dan tidak bermanfaat
adalah suatu hal yang tidak pantas untuk ditekuni, berdasarkan firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala:
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>فَلاَ تُمَارِ فِيْهِمْ إلاَّ مِرَاءً ظَاهِرًا</b></div>
</blockquote>
“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang keadaan mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.” (Al-Kahfi: 22) </li>
<li>Faedah lain dari kisah ini bahwasanya bertanya kepada yang tidak
berilmu tentang suatu persoalan atau kepada orang yang tidak dapat
dipercaya, adalah perbuatan yang dilarang. Karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyebutkan:
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b>وَلاَ تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا</b></div>
</blockquote>
“Dan jangan pula bertanya mengenai mereka (para pemuda itu) kepada salah seorang di antara mereka itu.” (Al-Kahfi: 22)</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Wallahu a’lam.</div>
<div style="text-align: justify;">
(Sumber : Taisirul Lathifil Mannan karya Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu )</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Catatan : Ketika salah seorang dari 7 pemuda itu terbangun dan merasakan lapar, lalu segera menghampiri pasar untuk membeli makanan. Pedagang dipasar kebingungan saat menerima uangnya. Karena sudah tidak berlaku lagi dan saat itu Raja yang berkuasa juga sudah memeluk agama Islam.</div>
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.464102 106.52244850000005 -5.958986 107.16789550000004tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-58268661417860400962013-06-11T09:02:00.000-07:002013-06-11T09:02:38.520-07:00Kisah Nabi Nuh AS Dan Kaumnya<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="height: 432px; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center; width: 407px;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5Es82xdlm-TEOwIuA3WtSLrfKhRnq76APgyCYk6YauoPqm2tmm8qboXtEnnTutu4s9aOfL6RRo3AyVHbpmFPj1_jPhkteLns9r-mHxtSu9mvyZXywAxUPVHJJ6Rnn0GJ48uycnzuyrLI/s1600/ilustrasi+perahu+nabi+nuh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5Es82xdlm-TEOwIuA3WtSLrfKhRnq76APgyCYk6YauoPqm2tmm8qboXtEnnTutu4s9aOfL6RRo3AyVHbpmFPj1_jPhkteLns9r-mHxtSu9mvyZXywAxUPVHJJ6Rnn0GJ48uycnzuyrLI/s400/ilustrasi+perahu+nabi+nuh.jpg" width="328" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Kaum Nabi Nuh AS terus-menerus
menentang apa yang beliau dakwahkan. Kadar kekufuran, kejahatan, dan
pembangkangan mereka, baik dengan perkataan maupun perbuatan sudah
mencapai puncaknya. Para orang tua, apabila melihat anaknya sudah
beranjak dewasa secepat mungkin berwasiat agar jangan beriman kepada
Nabi Nuh AS. Serta hendaklah terus memerangi dan menyelisihi beliau.<br />
<br />
Maka lengkap sudah kejahatan dan kesalahan yang terkumpul pada kaum Nabi Nuh <i>AS</i>. Mereka telah kufur dan berbuat kejahatan secara merata. Kaum Nabi Nuh <i>AS</i> benar-benar durhaka sampai mengingkari kerasulan Nabi Nuh <i>AS</i>. Nabi Nuh <i>AS</i> menyimpulkan bahwa pada diri mereka sudah tidak ada harapan kebaikan sama sekali. Maka Nabi Nuh <i>AS</i> berdoa kepada Allah <i>SWT</i> agar memberikan pelajaran setimpal kepada mereka. Allah <i>Ta’ala</i> berfirman:<br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ</span></div>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">“<i>Maka dia (Nabi Nuh) berdoa kepada Robb-nya: ‘Sesungguhnya diriku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).</i>’” (QS. Al-Qomar: 10)</span><br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لاَتَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا</span></div>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;"><i>(Nabi Nuh) berkata: “Wahai Robb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi</i>.” (QS. Nuh: 26)</span><br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<h2>
<span style="font-size: small;">Perintah Untuk Membuat Perahu Yang Sangat Besar</span></h2>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Pada akhirnya Allah <i>SWT</i> mengabulkan doa Nabi Nuh <i>AS</i>. Allah <i>SWT </i>mewahyukan kepada Nabi Nuh<i> AS</i> bahwasanya akan menimpakan banjir besar pada kaumnya. Untuk itu Alla<i>h SWT</i> memerintahkan kepada Nabi Nuh <i>AS</i> untuk membuat sebuah perahu yang sangat besar. Perahu itu akan memuat Nabi Nuh <i>AS</i>, orang-orang yang beriman, serta beragam makhluk yang mempunyai ruh yang dikehendaki Allah <i>SWT</i> untuk tetap hidup sesudah banjir bandang menimpanya.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Pembuatan perahu yang sangat besar itu bukanlah hal yang sederhana. Allah <i>SWT</i> membimbing dan mengawasi secara langsung akan pembuatannya. Allah <i>SWT</i> menyatakan :</span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ</span></div>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">“<i>Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu
Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang
zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan</i>.” (QS. Hud: 37)</span><br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<h3>
<span style="font-size: small;">Bentuk Bahtera Nabi Nuh</span></h3>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Ahli sejarah berselisih pendapat tentang panjang dan lebarnya bahtera tersebut. Ada yang menyatakan panjangnya 80 <i>dziro’</i> dan lebarnya 50 <i>dziro’</i>, ada yang menyatakan panjangnya 300 <i>dziro’</i> dan lebarnya 50 <i>dziro’</i>. Kalau 1 <i>dziro</i><i>’</i> samadengan 0,5 meter, hitunglah berapa luasnya. Tetapi mereka bersepakat bahwa tingginya 30 <i>dziro</i><i>’</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Perahu itu mempunyai 3 lantai, lantai dasar untuk binatang buas dan
merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan
burung-burung. Perahu itu mempunyai pintu yang terletak di tengah dan
mempunyai daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu,
baik dari dalam maupun luar, dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan
air agar tidak bisa masuk.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Ketika Nabi Nuh <i>AS</i> memulai membuat perahu yang sangat besar.
Kaumnya bukannya makin sadar akan kekhilafan mereka, tetapi malah
menjadi-jadi dalam mengejeknya. Allah <i>SWT</i> menceritakan,:</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ
مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا
نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ</span></div>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">“<i>Dan mulailah Nabi Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin
kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi
Nuh, ‘jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun nanti akan
mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami</i>.” (QS. Hud: 38)</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Allah <i>SWT</i> menghibur Nabi Nuh <i>AS</i> untuk jangan bersedih hati atas apa yang mereka lakukan. Allah <i>SWT</i> telah memberi kabar kepadanya bahwa sekali-kali tidak akan bertambah orang yang beriman dari kaumnya. Allah <i>SWT</i> menyatakan:</span><br />
<br />
<blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلاَتَبْتَئِسْ بِمَاكَانُوا يَفْعَلُونَ</span></div>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;"><i>Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan
beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja),
karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka
kerjakan.</i> (QS. Hud: 36)</span><br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<h3>
<span style="font-size: small;">Ketika Banjir Besar Datang</span></h3>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Setelah pembuatan perahu selesai, datanglah apa yang Allah <i>SWT</i> janjikan kepada Nabi Nuh <i>AS</i> dan kaumnya. Tiba-tiba Allah <i>SWT</i>
memerintahkan langit untuk mengguyur bumi dengan air yang deras,
disusul bumi agar memancarkan air dari segala penjuru dengan cepat,
tungku-tungku tempat perapian pun berubah menjadi mata air yang tak
henti-hentinya. Bertemulah sumber air yang melimpah baik dari atas
maupun dari bawah.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Allah <i>SWT</i> memerintahkan Nabi Nuh <i>AS</i>
agar segera naik perahu beserta orang-orang yang beriman dan
keluarganya, dan tidak memberi masa tenggang waktu, barangkali
orang-orang yang sebelumnya jelas-jelas tidak beriman mau diajak.
Berbagai macam binatang dengan pasangannya berbondong-bondong
mengikutinya. Setelah seluruh muatan sudah naik, maka Nabi Nuh <i>AS</i> berkata kepada seisi makhluk yang ada di bahtera tersebut,</span><br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَاوَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ</span></div>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">“<i>Dan (Nabi Nuh) berkata, ‘Naiklah kalian ke dalam bahtera dengan
menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Robb-ku
benar-benar Maha pengampun lagi Mahapenyayang</i>.” (QS. Hud: 41)</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Allah <i>SWT</i> memerintahkan mereka untuk berdoa: </span><br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ
فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
{28} وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ
الْمُنزِلِينَ {29}</span></div>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">“<i>Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum yang
zholim.“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tempatkanlah kami pada tempat
yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat</i>.” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Saat itu seisi bumi dipenuhi dengan air, baik gunungnya, bukitnya,
padang pasirnya, bagian datarnya dan jurangnya. Kebanyakan para ahli
tafsir mengatakan bahwa ketinggian air kala itu di atas permukaan gunung
yang paling tinggi 15 <i>dziro</i><i>’</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Bumi saat itu betul-betul tidak bertepi. Semuanya dipenuhi dengan
air. Perahu itu melewati ombak yang tingginya bagaikan gunung-gunung.
Semua kaum Nabi Nuh <i>AS</i> yang membangkang dibinasakan oleh Allah <i>SWT </i>
hingga tak tersisa seorang pun <i>termasuk anaknya Nabi Nuh AS</i>. Mereka tenggelam bersama pengingkaran
terhadap syariat nabi mereka. Mereka tenggelam bersama kesombongan
kepada ajaran nabi mereka. Itulah balasan bagi orang-orang yang
menentang agama Allah <i>SWT</i>, dan orang yang zholim akan mengalami hal yang semisalnya.</span><br />
<span style="font-size: small;">
</span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<div class="arab">
<span style="font-size: small;">مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَاهِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ</span></div>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">“<i>Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zholim</i>.” (QS. Hud: 83)</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">
</span><span style="font-size: small;">Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 11 Tahun ke-1 Jumadal Tsaniyah 1429/Juni 2008</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Note : Dari guru ngaji saya, Selama Nabi Nuh AS berdakwah selama 1000 tahun hanya sekitar 70 orang yang beriman kepada Allah SWT dan mau mengikuti syariat yang dibawa oleh Nabi Nuh AS.</span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.464102 106.52244850000005 -5.958986 107.16789550000004tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-77397121416696060932013-05-18T07:33:00.003-07:002013-05-18T07:33:42.338-07:00Cara Menghormati Bulan Rajab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0GBefcyyUqQNZBeWEtBlceJD015HpyvAcw3NbY3loZiT4MEDnGCzuxzFz-NNIRZvEiZTcsRC9GB8eBtXQP-s3FObxsoq_4uIjK-Fq70UO0YxiIw8ta_72uuJWiLyZz6aCej9AuCnn1y8/s1600/rajab.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0GBefcyyUqQNZBeWEtBlceJD015HpyvAcw3NbY3loZiT4MEDnGCzuxzFz-NNIRZvEiZTcsRC9GB8eBtXQP-s3FObxsoq_4uIjK-Fq70UO0YxiIw8ta_72uuJWiLyZz6aCej9AuCnn1y8/s400/rajab.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Ada lima malam yang tidak akan ditolak do'a setiap hamba didalamnya :<br />
<ol>
<li>Malam pertama bulan Rajab</li>
<li>Malam Nishfu Sya'ban (malam pertengahan atau malam ke-15 bulan Sya'ban</li>
<li>Malam Jum'at</li>
<li>Malam Hari Raya Idul Fitri</li>
<li>Malam Hari Raya Idul Adha (Qurban)</li>
</ol>
Rasulullah bersabda :<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Siapa yang menyambut kehadiran malam pertama bulan rajab, dengan aktifitas ibadah, seperti shalat malam, baca Al-Qur'an, Dzikir dan lain-lain. Maka hatinya akan hidup, sekalipun umumnya hati manusia mati dan Allah mencurahkan kebaikan dari (fikiran) bawah kepalanya. Dia bersih dari doa seperti baru lahir dari kandungan ibunya dan ia di izinkan mensyafaati 70.000 ahli dosa yang seharusnya dineraka"</blockquote>
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda :<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Siapa sholat sunnah di malam bulan Rajab sesudah sholat magrib, setiap roka'at ba'da fatihah membaca surah Al ikhlas (demikian sampai 20 raka'at dibuat 10 kali salam), Makaia dipelihara dirinya, keluarga dan mereka yang menjadi tanggung jawabnya dari mala petaka dunia dan siksa akhirat."</blockquote>
Disebutkan dalam kitab Al-Jami' karya Imam Suyuti, diriwayatkan dari Ibnu Asakir dari Abi Ummah, Berkata Wahab bin Munabbih ra :<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Aku membaca dalam kitab Allah yang diturunkan sebelum Al-Qur'an bertuliskan, bahwa barang siapa yang beristighfar dibulan Rajab di pagi dan sore dengan mengangkat kedua tangannya seraya berkata "Robbigfirli Warhamni Watub Alayya 70 kali, Maka kulitnya tak akan di sentuh oleh api neraka"</blockquote>
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.464102 106.52244850000005 -5.958986 107.16789550000004tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-3106385470967449062013-05-11T07:36:00.003-07:002013-06-11T09:03:26.430-07:00Keutamaan Bulan Rajab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim3tHG0yRwTzQx4lneykAXlZIPIT4ZimaGzZMa3qDu7hFa1ZbrlK0JLcD6dp1mNqqn3eJdWwRV9QkhbBP39AQ4Y1i7fN_N4j-iCvZmLFYgDM3zdnlCPmuhRTnnGDK19hMaovYzOzok9xM/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim3tHG0yRwTzQx4lneykAXlZIPIT4ZimaGzZMa3qDu7hFa1ZbrlK0JLcD6dp1mNqqn3eJdWwRV9QkhbBP39AQ4Y1i7fN_N4j-iCvZmLFYgDM3zdnlCPmuhRTnnGDK19hMaovYzOzok9xM/s400/images.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Bulan Rajab merupakan salah satu diantara empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, yang disebut "Asyhurul Hurum," sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an :<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Sesungguhnya hitungan bulan disisi Allah ada dua belas bulan yang disebutkan dalam kitab Allah di hari Allah menciptakan langit-langit dan bumi, diantaranya dua belas bulan itu ada empat bulan yang dimuliakan ." (QS : At-taubah : 36)</blockquote>
Tiga Bulan berurutan, yaitu Dzulqoidah, Dzulhijjah, Muharrom dan yang satu berpisah yaitu Rajab.<br />
Bulan Rajab dikenal dengan sebutan Al Ashom, Yaitu bulan yang tuli karena tak terdengarnya suara peperangan didalamnya, Karena Allah telah merajam musuh-musuhNya dan para syaiton, sehingga mereka tak dapat mengganggu para aulia dan solihin. Bulan rajab juga ikenal sebagai bulan Ashab,yakni bulan kucuran rahmat bagi hamba-hamba Allah yang bertaubat di dalamnya dan limpahan cahaya-cahaya qobulnya bagi seluruh alam.<br />
<br />
Kata Rajab terdiri dari Ra', Jim dan Ba', masing-masing berarti : Rahmatullah, Jirmil abdi dan Birullahi Ta'aalaa, yang seolah-olah dikatakan : "Hai hamba-Ku, Kujadikan dosa-dosa dan kebaikanmu diliputi dengan rahmat-Ku, Maka tiada tetap dosa-dosamu berkat kemuliaan bulan Rajab" ( Majalisul Anwar)<br />
<br />
Nabi Muhammad SAW bersabda :<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Bahwasanya Rajab itu bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku"</blockquote>
Hadis ini disebutkan dalam kitab Al-Jami karya Imam Suyuti. Para ulama menerangkan maksud hadis ini. Rajab adalah bulan Istigfar, Sya'ban adalah bulan untuk memperbanyak Sholawat kepada Rosulullah SAW, dan Ramadhan adalah bulan memperbanyak bacaan Al-Qur'an. Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-83251722871227888862013-05-05T07:48:00.001-07:002013-05-05T07:48:11.473-07:00Kisah Nyata Dasyatnya Keluarga Sakinah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXYtDcbKjhh7srmFLwz0rA8QE6Ige_B4dLQDWchOUfFMCBW_iyY6SaZSz9hCseZBQKriINmGihGQzCF7KavIjsQfeKsVPUQLftIYEtS6WkBHrCKcdQosv_6ZN4165xWan8JPCTzXJHpXc/s1600/keluarga-sakinah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXYtDcbKjhh7srmFLwz0rA8QE6Ige_B4dLQDWchOUfFMCBW_iyY6SaZSz9hCseZBQKriINmGihGQzCF7KavIjsQfeKsVPUQLftIYEtS6WkBHrCKcdQosv_6ZN4165xWan8JPCTzXJHpXc/s400/keluarga-sakinah.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Namaku Wina lengkapnya Sri Winarsih,
kini usiaku sudah mencapai 28 tahun. Aku dilahirkan dari keluarga yang
sangat sederhana.<br /> <br /> Ayahku seorang pegawai negeri dengan
penghasilan yang sangat rendah, sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga
yang hanya dapat membantu meringankan suaminya dengan berjualan jajanan
keliling kampun<span class="text_exposed_show">g. Seingatku, aku tidak pernah mendengar ayah ibuku mengeluhkan tentang hal itu.<br /> <br />
Aku dilahirkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Aku tidak
sempurna seperti bayi-bayi lainnya, tubuhku kecil karena aku lahir
prematur. Mungkin karena ibu terlalu giat bekerja agar dapat membantu
ayahku dalam mencari nafkah.<br /> <br /> Oleh karena orang tua tidak
mempunyai banyak biaya untuk perawatanku di rumah sakit, maka orang
tuaku membawaku pulang ke rumah untuk dirawat dengan peralatan seadanya.<br /> <br />
Berkat dukungan ayahku, ibuku merawatku sebaiknya mungkin dengan sangat
berhati-hati. Sehubungan aku lahir belum cukup umur maka tubuhku
membutuhkan kehangatan yang lebih, kata ibuku dulu untuk dapat
menghangat tubuhku maka digunakan lampu belajar bekas pemberian
tetangga. Orang tuaku berharap aku dapat tumbuh dengan sempurna seperti
layaknya anak-anak pada umumnya.<br /> <br /> Alhamdulillah dengan dukungan
ayahku dan berkat pertolongan Allah maka aku dapat tumbuh dengan cepat
dan sehat. Namun di tengah perjalanan hidupku terjadi suatu kecelakaan
yang dampaknya terasa hingga tamat SMA.<br /> <br /> Saat berusia 5 bulan
aku jatuh dari tempat tidur ibuku. Saat itu ibuku sedang membuat kue
untuk dijual hari itu. Ibu terkejut mendengar tangisanku yang secara
tiba-tiba itu. Aku sudah tergeletak di atas lantai. Setelah diperiksa,
alhamdulillah tidak ada cedera di tubuhku.<br /> <br /> Ibu tidak membawaku
ke rumah sakit hanya diperiksa sendiri saja, karena saat itu ibu tidak
punya uang. Dengan cekatan ibu menggendongku dengan penuh kasih sayang,
dengan kehangatannya yang hingga saat ini masih terasa dan selalu
kurindukan.<br /> <br /> Sejak kecil aku mengalami kesulitan dalam melakukan
gerakan, tubuhku kaku, tidak lincah seperti teman-temanku. Semakin
besar gerakanku semakin kaku, sampai akhirnya aku di bawa ke rumah sakit
yang berada jauh dari desa kami tinggal.<br /> <br /> Sebetulnya orang
tuaku tidak mempunyai uang untuk itu, tetapi dengan berbagai usaha yang
halal akhirnya ayahku mampu mengumpulkan sedikit uang untuk berobat ke
kota.<br /> <br /> Sesampainya di rumah sakit aku ditangani oleh seorang
dokter yang cantik dan baik hati, lemah lembut tutur katanya, namanya
dokter Mila.<br /> <br /> Dari pemeriksaannya ternyata aku mengalami
kelainan pada tulang kaki dan tanganku, sehingga aku harus menjalani
beberapa terapi untuk menormalkan kembali fungsi tulang-tulangku agar
bisa berjalan dengan baik.<br /> <br /> Salah satu penyebabnya kemungkinan
pada saat aku terjatuh pada usia 5 bulan itu. Baru beberapa hari aku
tinggal di rumah sakit persediaan uang ayahku menipis, akhirnya dengan
sangat terpaksa ayah ibu membawaku kembali ke kampung.<br /> <br /> Orang
tuaku pasrah atas ujian yang Allah berikan. Apapun yang akan terjadi
semua adalah kehendak-Nya. Usaha orang tuaku patut kuacungi dua jempol,
bahkan bila memungkinkan empat jempol sekaligus.<br /> <br /> Dengan telaten
setiap hari ibuku melakukan terapi sendiri di rumah, sementara ayahku
membuatkan aku tempat untuk belajar berjalan dari bambu. Sebelum ayahku
pergi bekerja aku selalu diajak untuk melakukan latihan secara rutin
dengan penuh kasih sayang.<br /> <br /> Aku melihat tidak ada sedikitpun
guratan kesedihan di wajah mereka, senyum bahagia selalu menyelimuti
bibirnya saat memberi semangat padaku untuk melakukan latihan tersebut.
Apalagi kalau sudah melihat aku bosan, ibu selalu membujuknya dengan
janji akan membuatkan aku makanan kesukaanku. Ayah pun demikian tidak
pernah luput memujiku dengan perkembangan kemampuanku untuk berjalan.<br /> <br />
Tanpa terasa aku sudah duduk di bangku SMA, aku masih selalu diantar
jemput oleh ibuku karena aku memang belum dapat berjalan dengan
sempurna. Jalanku masih pelan-pelan takut jatuh, ibu selalu menggandeng
tanganku dan memapah aku berjalan. Kegigihan beliau dalam membimbing,
benar-benar memacu hatiku untuk bertekad mewujudkan cita-citaku menjadi
seorang dokter ahli tulang yang cantik dan sukses seperti Dokter Mila.<br /> <br />
Hari demi hari kulalui dengan dukungan dan kehangatan orang tuaku,
terutama ibu. Sampailah pada tahun ke 3 di SMA, prestasi belajarku
melesat cepat, nilai pelajaranku sangat baik.<br /> Pertolongan Allah pun tiba. Aku mendapatkan bantuan dari Pak<br /> <br />
Haji Sholehudin, seorang yang dermawan di kampungku, sehingga orang
tuaku tidak begitu dipusingkan dengan biaya sekolahku di SMA. Walaupun
demikian ayah dan ibuku tidak berhenti atau bermalas-malasan mencari
nafkah, karena pada prinsipnya tidak mau merepotkan orang lain.<br /> <br />
Pak Haji Sholeh adalah pedagang di pasar di kota, istri tercintanya
telah meninggal dunia 15 tahun yang lalu. Meski usahanya sangat maju
namun kehidupannya sangat sederhana.<br /> <br /> Beliau hidup bersama 5
orang anak yatim piatu di rumahnya yang sangat sederhana. Kepeduliannya
kepada orang yang tidak mampu jauh lebih peduli dibandingkan dengan
orang kaya yang ada di kampungku.<br /> <br /> Menurut cerita dari ibuku,
sejak masih muda beliau gemar sekali bersedekah, begitu pula dengan
almarhum istrinya. Baginya harta dia sesungguhnya adalah harta yang dia
berikan untuk orang lain. Subhanallah!!<br /> <br /> Dengan segala
keterbatasan dan dukungan dari orangtua, aku mampu menyelesaikan
pendidikan di SMA dengan prestasi dan nilai yang gemilang. Acara wisuda
di sekolah sangat meriah. Kami saling berpelukan, menangis karena haru
bahagia.<br /> <br /> Kami sadar kami akan berpisah dengan teman-teman dan
entah apakah kami akan bertemu kembali atau tidak. Kelak kami akan
menjadi apa? Kami tidak tahu, semua itu adalah rahasia Ilahi.<br /> <br />
Allah mendengar dan mengabulkan semua doa dan harapan orang tuaku, yang
selalu kudengar saat ibuku selesai menunaikan shalat Tahajud di
keheningan malam yang sepi. Bersamaan dengan mengalirnya airmata dari
bola matanya yang indah kemudian sebait doa pun meluncur dari bibirnya.<br /> <br />
Tak henti-hentinya ibu selalu mendoakan aku, demi kebahagiaanku,
keberhasilanku. Kadang aku berpikir kapankah ibu tidur? Setiap aku
terbangun ibu sedang berzikir, berdoa, mengaji, shalat dan banyak lagi
serangkaian ibadah yang dilakukannya.<br /> <br /> Selepas SMA aku diterima
di Perguruan Tinggi Negeri yang paling terkemuka di Indonesia, dengan
jurusan yang diminati banyak pelajar SMA yaitu Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (UI).<br /> <br /> Terima kasih Ya Allah, Kau
mengabulkan cita-citaku menjadi mahasiswa kedokteran apalagi di
Universitas Indonesia. Subhanallah tiada henti-hentinya aku bersyukur.<br /> <br /> Mendapat kenikmatan besar dan musibah memilukan ...<br /> <br />
Qadarullah, mungkin karena kelewat bahagianya mendengar aku diterima di
Fakultas Kedokteran UI, ayahku kena serangan jantung kemudian meninggal
dunia.<br /> <br /> Sejak itu ibuku hijrah ke Jakarta, menemaniku karena
aku saat itu belum sempurna betul. Setelah mengantarkan aku ke kampus,
ibu pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter
yang kebetulan menjadi dosenku, namanya dr. Sudiyanto SpBO (dokter
Spesialis Bedah Orthopedi). Dosen yang baik hati ini memiliki 2 anak
yang secara kebetulan anak sulungnya adalah kakak kelasku, 3 tahun
diatasku.<br /> <br /> Dr Sudiyanto pun merasa prihatin dengan kondisiku,
sehingga dengan tulus membantuku pengobatanku dengan terapi medis secara
gratis. Alhamdulillah dalam jangka waktu 1,5 tahun aku sudah dapat
berjalan dan tanganku dapat digerakkan dengan lentur seperti
teman-temanku yang lainnya.<br /> <br /> Sepeninggal ayah, aku mendapatkan beasiswa karena aku termasuk anak yatim yang berprestasi, dan dari keluarga yang miskin.<br /> <br />
Hari demi hari kulalui bersama ibuku, dengan kesetiaannya ibuku selalu
menemani aku dalam belajar, selalu memberi semangat, menjadi inspirasiku
dalam menyelesaikan studiku.<br /> <br /> Dalam jangka waktu 5 tahun aku
lulus sebagai dokter umum, kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi sebagai dokter spesialis bedah orthopedic, sesuai
cita-citaku dulu. Pendidikan ini pun dapat kuselesaikan dalam jangka
waktu 3 tahun. Allahu akbar!<br /> <br /> Tibalah saatnya aku menjalani
wisuda sebagai Dokter Spesialis Bedah Ortopedi. Dalam hatiku dan selalu
dipenuhi rasa syukur kepada Allah. Malam hari sebelum wisuda aku tidak
bisa tidur, kupandangi wajah ibuku yang sudah tampak tua kelelahan, aku
hanya bisa berucap lembut: “Ibuuuuu, terima kasih karena kau telah
mengantarkan aku menjadi seorang dokter dengan kelembutan, kehangatan,
kesabaran, ketekunan, yang pasti doamu sangat tulus untukku, Allah telah
mengabulkan doamu.<br /> <br /> Aku persembahkan gelar dan ijazahku untukmu, engkaulah yang patut mendapatkan gelar itu. Ibuuuu aku sangat mencintaimu…”<br /> <br />
Tanpa terasa matahari pun muncul dari persembunyiannya, aku dan ibuku
sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri upacara wisuda. Kami berangkat
dengan menggunakan becak, namun tiba-tiba kami dikejutkan dengan
kedatangan Dr Ade Sutisna, putra sulung Dr Sudiyanto.<br /> <br /> Saat itu
kami hendak menaiki becak yang sudah kami pesan, dengan sedikit memaksa
beliau mengajak kami untuk ikut masuk ke dalam kendaraannya. Sebagai
penghargaan padanya akhirnya kami mengikutinya. Sesampainya di kampus UI
ternyata aku sudah ditunggu oleh Dr Sudiyanto dan istrinya.<br /> <br />
Sepulang acara wisuda, malam harinya keluarga Dr Ade Sutisna berkunjung
ke rumah kontrakan kami yang sangat kecil. Di luar dugaan, kunjungan
mereka bertujuan melamarku untuk dijodohkan dengan Dr Ade. Subhanallah,
kami hanya mampu menangis haru dan rasa syukur.<br /> <br /> Ternyata di
zaman modern ini masih tersisa manusia ningrat yang mau menjadikan orang
miskin ini menjadi menantunya tanpa proses pertentangan. Rupanya sejak
aku masuk kuliah Dr. Sudiyanto sudah berniat menjodohkan aku dengan
putranya. Tanpa sepengetahuan beliau dr Ade menaruh hati padaku.<br /> <br />
Dua tahun kemudian kami menikah dan merajut keluarga sakinah hingga
sekarang. Dalam kebahagiaanku, kebaikan almarhum ayahku tak pernah
terlupakan.<br /> <br /> Hanya doa yang kupanjatkan kepada Allah,
satu-satunya balas jasaku pada ayahku. Semoga doaku menjadi amal ayah
yang tiada terputus.<br /> <br /> Duhai ayah, seandainya saat ini Allah
mengizinkanmu masih hidup, betapa bahagianya dirimu, ikut merasakan
kebahagiaanku. [VoaIslam]</span></span>Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.464102 106.52244850000005 -5.958986 107.16789550000004tag:blogger.com,1999:blog-7080597237846725199.post-87162777489383691552013-04-28T16:17:00.000-07:002013-04-28T16:17:25.237-07:00Dahsyatnya Rasa Sakit Sakratul Maut<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUHw4YqQnyjGthSJ3-QG30He9MxKDtwiDORoWeSE8S-yYUzOFDHKQ973TEvtaaao3aHhAtYO9jcZNltfipVhwv12vLcYU3pWejg3V4HWUF-Qx4a8EtsgbUOQyJEqyIYZQtvgpqc2oExHk/s1600/sakaratul-maut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUHw4YqQnyjGthSJ3-QG30He9MxKDtwiDORoWeSE8S-yYUzOFDHKQ973TEvtaaao3aHhAtYO9jcZNltfipVhwv12vLcYU3pWejg3V4HWUF-Qx4a8EtsgbUOQyJEqyIYZQtvgpqc2oExHk/s400/sakaratul-maut.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">Keluarbiasaan rasa sakit dalam sakratul
maut tak dapat diceritakan dengan pasti kecuali oleh orang yang pernah
merasakannya. Ketika orang tertusuk duri ujung jari telunjukknya yang
merasakan sakit bukanlah tubuhnya tetapi jiwanya, demikian juga rasa
sakit gigi yang merasakan sakit adalah jiwanya. <br /> <br /> Sakratul maut adalah saa<span class="text_exposed_show">t
kritis ruh ditarik dari jasad, pada saat jiwa terlepas dari jasad, maka
yang merasakan sakit adalah jiwanya sampai jiwa itu lepas dari jasad.<br /> <br />
Sakratul maut adalah ungkapan tentang rasa sakit yang menyerang inti
jiwa dan menjalar keseluruh bagian jiwa sehingga tidak ada lagi satu pun
bagian jiwa yang terbebas dari rasa sakit itu. Rasa sakit tertusuk
duri, misalnya, menjalar pada bagian jiwa yang terletak pada bagian jiwa
yang terletak pada anggota badan yang tertusuk duri.<br /> <br /> Akan
tetapi, rasa sakit yang dirasakan selama sakratul maut menghujam jiwa
dan menyebar ke seluruh bagian badan sehingga bagian orang yang sedang
sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat
nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan mulai dari
kulit kepala hingga ujung kaki. Jadi, janganlah ditanya betapa
penderitaan dan rasa sakit yang tengah dialami oleh orang yang sedang
sakratul maut.<br /> <br /> Maut lebih menyakitkan daripada tusukan pedang,
gergaji, atau sayatan gunting. Karena rasa sakit yang diakibatkan oleh
tusukan pedang terjadi melalui asosiasi bagian tubuh yang tertusuk
dengan jiwa, maka betapa sangat sakitnya jika luka itu dirasakan oleh
jiwa itu sendiri. Orang yang ditusuk bisa berteriak kesakitan karena
masih adanya tenaga di lidahnya. <br /> <br /> Sedangkan suara dan jeritan
orang yang sekarat terputus karena rasa sakit yang amat sangat dan rasa
sakit itu telah memuncak sehingga tenaga menjadi hilang, semua anggota
tubuh melemah dan sama sekali tidak ada lagi daya untuk berteriak minta
pertolongan. <br /> <br /> Rasa sakit itu telah melumpuhkan akalnya,
membungkam lidahnya, melemahkan semua raganya. Dia ingin sekali meratap,
berteriak, dan menjerit meminta tolong, namun dia tak kuasa lagi
melakukan itu. Satu-satunya tenaga yang masih tersisa hanyalah suara
lenguhan dan gemertak yang terdengar pada saat ruhnya dicabut.<br /> <br /> Warna kulitnya juga berubah dan menjadi keabu-abuan menyerupai tanah liat, tanah yang menjadi asal-usulnya jasad. <br /> <br />
Setiap pembuluh darah dicerabut bersamaan dengan menyebarnya rasa pedih
ke seluruh permukaan dan bagian dalamnya sehingga bola matanya
terbelalak ke atas kelopaknya, bibirnya tertarik ke belakang, lidahnya
mengerut, kedua buah zakar naik, dan ujung jemari berubah warna menjadi
hitam kehijauan, Keadaan semua itu akibat dari semua pembuluh darah
tertarik dengan dicabutnya ruh, tercerabutnya pembuluh darah dan syaraf
dari dalam tubuh hingga permukaan kulit.<br /> <br /> Setelah itu, satu per
satu anggota tubuhnya tidak berfungsi. Mula-mula telapak kakinya menjadi
dingin, kemudian betis dan pahanya. Setiap anggota badannya merasakan
sekarat demi sekarat, penderitaan demi penderitaan, dan itu terus
terjadi hingga ruhnya mencapai kerongkongan. Pada detik ini berhentilah
perhatiannya pada dunia. <br /> <br /> Pintu taubat telah ditutup dan dia
pun diliputi oleh rasa sedih dan penyesalan. Rasulullah saw. bersabda,
”Taubat seorang manusia tetap diterima selama dia belum sampai pada
sakratul maut.”<br /> <br /> Suatu ketika Rasulullah saw. ditanya tentang
pedihnya kematian. Dan beliau saw. menjawab, ”Kematian yang paling mudah
adalah serupa dengan sebatang pohon duri yang menancap di lembar kain
sutra. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta
bagian kain sutra yang terkoyak?”<br /> <br /> Rasulullah saw. bersabda
dalam penyaksiannya seorang sahabat yang mengalami sakratul maut, ”Aku
tahu apa yang sedang dialaminya,. Tak ada satu pembuluh pun yang tidak
merasakan pedihnya derita kematian.” </span></span><br />
Antoni Cliantohttp://www.blogger.com/profile/00688095796163709333noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.211544 106.84517200000005-6.464102 106.52244850000005 -5.958986 107.16789550000004